1.
Sinopsis
Dalam naskah drama Malam Jahanam karya Mottinggo Boesie menceritakan bagaimana seorang keluarga yang hidup
dengan konflik-konflik. Seorang suami yang hanya mementingkan dirinya dan hobi
tanpa menghiraukan keluarga yang ada di rumah. Istri dan anak semata wayang
yang berada di rumah juga perlu akan perhatian dan kasih kasayang dari seorang
kepala keluarga. Seorang istri tak mampu sendiri berdiri dalam menompang
kehidupan keluarga, ia akan pincang dalam melalui kehidupan di dunia ini jika
tidak adanya pendamping hidup, namun apa gunanya bila daya itu ada, mempunyai
seorang suami yang banyak diharapakan dapat memberikan apa yang diharapkan
terutama dalam cinta dan kasih sayang dalam keluarga. Semua itu tidak dirasakan
oleh Paijah sebagai seorang istri yang mempunyai suami bernama Mat Kontan.
Suaminya hanya sibuk dengan kegiatanya sendiri, main judi, bermain dengan
peliharaan kesayangaannya yaitu burung beo dan perkutunya. Ia rela melakukan
dan mengeluarkan kocek berapaun demi hobinya itu, sedangkan istri dan anak
ditelantarkan bagaikan tidak ada yang memilikinya. Ketika anaknya sedang sakit keras Mat Kontan pun
tidak memperdulikan kesehatan anaknya itu, ia hanya beranggapan bahwa nanti
anaknya akan sembuh dengan sendirinya. Ia pun tetap sibuk dengan mengurusi
burung perkutut yang baru dibelinya dari hasil menang judi dan menjual hasil
ikannya. Ia menceritakan tentang kehebatan burungnya itu kepada sahabatnya
Soleman, bahwa burungnya adalah burung termahal melebihi harga sebuah mobil.
Soleman yang merasakan akan kurangnya perhatian Mat Kontan kepada Istri dan
anaknya menegur dan menasihati dia agar selalu memperhatikan keluarganya dari
pada peliharaan dan hobinya itu berkumpul dan bermain judi dengan
teman-temannya. Mat Kontan hanya mendengar dengan sekilas tanpa memperdulikan
omongan Soleman itu ia bangga akan kehidupannya selama ini dan tak mau seorang
pun mengganggunya.
Apa yang seharusnya tidak terjadi,
namun akhirnya itu berubah menjadi kenyataan dan mau tidak mau memang harus
diterimanya walaupun sepahit apapun kenyataan itu. Paijah yang kecewa atas
perlakuan dan sikap suaminya pun beralih ke Soleman yang merupakan tetangganya ia
mencurahkan isi perasaan dan apa yang dirasakannya selama ini dari perilaku
suaminya. Perasaan yang tidak dirasakan oleh Soleman karena selama ini ia
sendiri dan tidak merasakan apa yang dirasakan oleh lelaki yang sudah
berpasangan maupun yang telah mempunyai istri, ia mengagumi sosok Paijah yang
merupakan istri sahabatnya Mat Kontan. Kejadian yang tak diharpakan itu pun
datang akibat percintaan yang terlarang dan malam jahanam pun itu akan tiba
saatnya menutut pertanggung jawaban dari apa yang telah dilakukan, karena
sesuatu yang telah kita lakukan harus dipertanggung jawabkan sesuai dengan apa
yang kita perbuat.
Sampai akhirnya terjadilah hari yang
tidak dinginkan itu, ketika Mat Kontan mengetahui burung beo kesayangannya
telah mati, ia sangat sedih dan dendam akan kematiaan burung beo kesayangannya
itu. Burung yang beberapa belakangan ini yang dia ketahui baru bisa berbicara
itu. Ia terpukul atas kejadiaan hilang dan matinya burung kesayangannya itu
lalu ia mencari tahu siapa yang telah membunuh burung kesayangannya itu dengan
mengiris lehernya. Paijah yang ketakutan akan perilaku suaminya itu pun sangat
takut dengan sikap suaminya, ia takut suaminya melukai dirinya dan anaknya
karena kejadian kematian burungnya itu. Paijah pun meminta perlindungan kepada
Soleman agar menjaganya dari kegilaan suaminya akan kehilangan burung beonya
itu. Soleman yang tidak takut akan sikap dan prilaku Mat Kontan yang brutal
itu, ia berani menghadapi kegilaan Mat Kontan dan berjanji akan melindungi
Paijah dari suaminya itu jika di berbuat macam-macam dan menyakiti dirinya.
Kedatangan Mat Kontan menemui Soleman pun sudah diduga sebelumnya oleh dirinya,
Mat kontan datang menemui Soleman ketika ia tidak berhasil menanyakan kepada
tukang nujum siapa yang telah membunuh burung beonya. Ia pun menceritakan
masalah yang dihadapinya kepada Soleman. Kecurigaan Mat Kontan pun mengarah
kepada istrinya, ia menduga bahwa istrinya yang telah membunuh beonya itu,
ketakukan Paijah pun menjadi kenyataan, suaminya mendesak Paijah untuk
mengatakan siapa yang telah membunuh beonya. Akhirnya setelah percecoakan
sengit yang terjadi antara Paijah dan Mat Kontan, Soleman pun mengakui
perbuatannya yang telah membunuh burung beo itu, Mat Kontan yang terkejut pun
tak habis pikir tentang yang dilakukan sahabatnya itu. Dan yang lebih
mengejutkan lagi pengakuan akan hubungan Soleman dengan istrinya. Soleman
mengakui bahwa anak yang dilahirkan dari rahim Paijah adalah hasil hubungannya
selama ini dengan Paijah, karena Mat Kontan yang jarang pulang dan meninggalkan
istrinya seorang diri dan kemudian terjadilah hubungan itu.
Mat Kontan yang tidak bisa menerima
kenyataan itu tidak bisa berbuat banyak kepada Soleman, bukan karena ia
sahabatnya melainkan juga ia yang telah menolong dirinya ketika dirinya hampir
tenggelam dalam pasir hidup. Mat Kontan seperti berhutang budi kepada Soleman
sehingga tidak bisa mengayunkan goloknya ke diri Soleman. Akhir cerita anak
Paijah mati karena sakit keras dan tidak dibawa kerumah sakit, Paijah sangat
kehilangan anak kesayangannya itu buah hati percintaannya dengan Soleman yang
entah menghilang kemana setelah kejadiaan pada malam jahanam itu.
2. Alur
Alur Malam Jahanam adalah alur maju atau
linear, yaitu peristiwa yang dialami oleh tokoh cerita tersusun menurut urutan
waktu terjadinya secara berurutan. Alur ini berlangsung secara kontinyu dan
memuncak.
3. Struktur Dramatik
a. Eksposisi
Sesuai dengan salah satu
karakteristik drama realis, Malam
Jahanam tidak memperindah maupun memperburuk sesuatu dari keadaan
sebenarnya. Drama ini menceritakan perselingkuhan sebagaimana adanya pada masa
naskah drama ini ditulis, yaitu pada tahun 1950-an. Malam Jahanam juga menyampaikan perselingkuhan ini ke permukaan
tanpa menutupi kebenaran yang terjadi di sekitarnya. Motinggo Busye dengan
jujur mengemukakan bagaimana tanggapan masyarakat saat itu dan reaksi
orang-orang yang berhubungan dengan perselingkuhan ini.
Drama ini merupakan penggambaran
keadaan nyata yang dapat dijadikan contoh oleh masyarakat. Penyebab dan dampak
dari perselingkuhan Paijah dengan Soleman, kematian Mat Kontan Kecil yang
tragis, dan keegoisan Mat Kontan dapat dipelajari oleh masyarakat dan dipetik
hikmah serta amanatnya. Dengan demikian, Malam
Jahanam dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat. Pengolahan
situasinya sangat cermat menuju peristiwa berikutnya. Sebab-akibat
antarperistiwa terlihat jelas. Contohnya adalah pada adegan ke-5 Soleman
meminta diceritakan tentang perkutut atau beo saja daripada tentang Paijah dan
Mat Kontan Kecil yang membuatnya kesal. Oleh karena itu, Mat Kontan teringat
pada burung beo yang sudah dilupakannya selama dua hari. Mat Kontan tidak dapat
menemukan burung tersebut. Pencarian burung beo ini pada akhirnya mengungkapkan
perselingkuhan Soleman dengan Paijah.
b. Komplikasi
Dalam
naskah drama Malam Jahanam ini terdapat beberapa konflik yang terjadi yaitu
pada Soleman mengakui bahwa Soleman lah yang membunuh burung beo milik Mat
Kontan dan pengakuan Soleman tentang status anak dari Mat kontan yang melainkan
anak hasil perselingkuhan antara Paijah dan Soleman.
c.
Klimaks
Titik
klimaks yang terjadi dalam naskah drama ini yaitu pada saat Soleman mengaku
bahwa yang membunuh burung beo Mat kontan dan menceritakan bahwa anak dari paijah
adalah anaknya, sehingga Mat Kontan naik pitam dan mengajak berkelahi Soleman.
Padi akhir cerita ternyata si Utai lah yang menjadi korban dari konflik antara
mat Kontan, Soleman dan Paijah. Utai mati ditendang oleh Soleman akibat
memegangi Soleman, tapi Soleman berhasil melarikan diri. Nasib sial masih berpihak
kepada Mat Kontan, setelah Soleman berhasil lolos ternyata anak Mat Kontanpun
telah meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya.
d. Resolusi
Ending
cerita dalam naskah drama Malam Jahanam ini
saya seperti dibuat bingung akan keberadaan tokoh Soleman
yang entah pergi
kemana setelah kejadian itu. Apakah
berlanjutnya hubungan keluarga antara Mat Kontan dengan Istrinya Paijah
yang diceritakan hanyalah setelah kejadian itu, kematiaan anak Paijah akibat
sakit yang dialami dan tidak tanggapnya Paijah dan Mat Kontan untuk mengobati
anaknya ke dukun maupun dokter sehingga usia anaknya terhenti sampai disini.
e. Kesimpulan
Dari
seluruh cerita kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah kehidupan yang
diceritakan dalam naskah Malam Jahanam. Dalam hidup ini sesungguhnya kita harus
memahami makna dasar kehidupan yaitu saling menghargai satu sama lain. Kita
boleh menuntut hak jika apa yang menjadi
kewajiban kita telah diselesaikan atau dikerjakan. Janganlah kita menuntut
sesuatu jika apa yang menjadi kewajiban belum mampu terpenuhi.
4. Tokoh Cerita/Karakter
a. Mat Kontan
Mat Kontan
adalah seorang pria dewasa yang telah memiliki seorang istri dan juga seorang
anak. Selain itu, Mat Kontan juga seorang yang sombong, angkuh, penakut, egois,
emosional, dan sok tahu, Mat Kontan juga termasuk orang yang lari dari
kenyataann.
b. Paijah
Paijah adalah seorang wanita
yang telah bersuami dan memiliki seorang anak yang masih bayi. Paijah seorang
wanita yang berwatak pencemas dan tidak setia.
c. Soleman
Soleman adalah seorang pria
yang belum menikah yang tinggal diseberang rumah Mat Kontan dan Paijah .
Soleman juga adalah sahabat dari Mat Kontan. Soleman seorang pria yang berwatak pengecut, besar mulut,
dan pembual.
d. Utai
Utai adalah seorang pria
yang sangat bergantung terhadap Mat Kontan, untuk merokok saja sangat mengharap uluran dari Mat Kontan.
Utai seorang pria yang berwatak setia dan selalu mengharap pemberian dari Mat
Kontan.
e. Tukang Pijat
Tukang
Pijat ini adalah seorang pria yang kira-kira sudah tua juga seorang tuna netra (buta), Tukang Pijat ini sering melintas di
sekitar rumah Soleman dan Mat Kontan sambil menyeret kaleng bekas susu. Menurut
saya, Tukang Pijat ini berwatak selalu ingin tahu suatu permasalahan.
5. Tema
Tema Malam Jahanam adalah sisi buruk dan
baik manusia. Dalam drama ini, kita bisa melihat sisi buruk manusia melalui Mat
Kontan yang tidak menghargai orang lain, Paijah yang berselingkuh dengan
Soleman, serta Soleman yang berhubungan istri teman dekatnya sendiri. Sisi baik
manusia dapat kita lihat pada kelembutan hati Paijah terhadap anaknya serta
Soleman yang mengakui kesalahannya pada Mat Kontan. Perselingkuhan juga
diangkat dalam drama ini, yaitu perselingkuhan antara Paijah dengan Soleman.
6. Amanat
Amanat
Malam Jahanam adalah kita harus dapat menghargai orang lain. Mat Kontan yang
kurang menghargai Paijah dan Soleman akhirnya dikhianati oleh mereka. Kita juga
harus bertanggung jawab akan semua yang telah kita lakukan walaupun akan
berdampak buruk bagi kita. Seperti halnya Paijah dan Soleman yang mengakui
kesalahan mereka dan harus bersedia menanggung akibatnya.
Amanat
lainnya adalah orang yang lemah akan selalu menjadi korban. Amanat ini dapat
kita ambil dari Utai. Dia setia terhadap Mat Kontan, tetapi harus menjadi
korban dan meninggal ketika melawan Soleman demi Mat Kontan. Korban yang lebih
malang lagi adalah Mat Kotan Kecil, bayi yang lemah dan tidak berdaya, yang
meninggal akibat keteledoran dan keegoisan orang tuanya.
Amanat
yang tidak kalah pentingnya adalah tentang kesetiaan. Seorang istri seharusnya
setia kepada suaminya dan berkompromi mengenai kekurangan mereka masing-masing.
7.
Latar
Latar
sosial dalam Malam Jahanam yaitu lingkungan para pelayan yang hidup dalam
kemiskinan. Bahasa yang mereka gunakan kasar dan kurang sopan. Di pinggir laut
kota kami, para nelayan tampaknya selalu gembira, biarpun betapa miskinnya.
Rumah mereka terdiri dari geribik, tonggak bambu dan beratap daun kelapa. Suara
mereka yang keras dan gurau kasar mereka, seolah-olah mengesankan bahwa mereka
kurang berpendidikan. Latar fisik dalam drama Malam Jahanam yaitu di sebuah
perkampungan nelayan. Penggambaran latar fisik dalam drama ini sangat jelas dan
mendetail, seperti yang dicirikan dalam sebuah karya drama realis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar