Satukan dirimu kala jenuh menanti pagi
Diantara gemerisik dedaunan malam
Yang jatuh ditiup angin kerisauan
Kalaulah kejatuhan itu keniscayaan
Mengapa kau hantarkan rembulan pada malam hari
Hingga dia terbakar dan hampir mati
Jangan pernah kau usik jarinya
Kau kan kecewa dan pasti adanya
Dipemilik kata hati yang sejati
Tapi tidak untuk dibagi tanpa arti
Selaraskan damaikan jiwa lara
Di antara gemerincing padang duka yang tentukan masa
Jatuh bangunkan cinta tanpa goda
Hidup kembali cinta tanpa rasa
Tanpa rasa cemburu, tanpa rasa sayang
Tanpa rasa apapun tapi ada rasa asa
Hinggap ditelan bumi jemari itu
Itupun kan terus bernyanyi
Hingga hilang sabar di hati
Tuk tentukan makna sejati
Dakulah pemegang cinta itu
Yang kan segera tersebar dan segera ku tebar
Hingga semua dan semua menggenggamnya
Dan tak ada yang kan terbagi
Itulah diriku yang selalu menepi
Pada jiwa yang sejati
Tuk torehkan hidup sebelum mati
Tuk sampaikan arti mati ketika hidup
Agar kita tidak merasa dan memang
tidak pantas merasa atas apa guratan jiwa
yang sempat beri arti pada maya padam
*A* 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar