setiap manusia memiliki garis kehidupannya masing-masing...
di sini saya akan menceritakan sedikit kisah hidup yang pernah saya alami..
Rintik hujan membasahi dedaunan yang menjejak di bumi.. perlahan-lahan mereka mulai terbasahi oleh rinaian hujan yang semakin lama semakin membesar.. tanpa tersadari terdapat sesosok wanita yang sedang teronggok berdiam meratapi pahitnya hidup yang ia jalani. yah mungkin hanya dialah satu-satunya wanita yang merasa kalau kehidupan itu pahit. angannya terbang jauh ke dalam kehidupan indah yang selama ini ia selalu khayalkan, entah akan menjadi sebuah kenyataan atau hanya akan menjdi sebuah mimpi belaka. terbayang olehnya menjadi seorang mahasiswa, tersenyum setiap akan berangkat kuliah, pulang dengan hati riang dan bercerita tentang apa yang terjadi hari itu kepada orangtuanya. namun itu hanya khayalan. yah khayalan yang ia pun tak pernah tau akan terwujud atau tidak akan sama sekali.. terdengar suara seorang wanita dari luar kamarnya yang membuyarkan segala lamunannya.
"Lala.."
sontak ia langsung berlari ke arah di mana suara itu berasal. ada seorang wanita yang sedang menantinya.. "iya bu?" tanya Lala.
"sudah jangan terlalu dipikirkan, ibu cuma takut kamu sakit. kami sudah berusaha semampu kami namun apalah daya kami hanya mampu sampai sini saja." jelas ibunya dengan mata berbinar-binar. terlihat raut wajah sang ibu yang begitu terpukul dan matanya yang sudah digenangi oleh air mata berusaha sebisa mungkin ditahan agar tidak terjatuh. Lala yag mendengar kalimat itu terlontar dari ibunya langsung terhenyak dan mencoba tegar seperti yang dilakukan oleh ibunya.
" iya bu, lala mengerti. lala hanya butuh waktu untuk mengerti semua keadaan ini. lala sadar akan hal itu bu, dan lala juga tak mungkin memaksakan. adik lebih membutuhkan dari pada aku. sudah lulus sma saja aku sudah bersyukur bu. kalo bisa kuliah, menurutku itu hanya bonus dan sekarang aku ga bisa daper bonus itu, tapi itu tidak apa-apa bu."
kalimat yang dilontarkan oleh lala membuat ibunya tak kuasa lagi membendung air matanya. pipi halusnya mulai terbasahi oleh rinaian air mata yang dari setadi sudah tak sabar ingin keluar dari mata indahnya itu. lala yang tak tega melihat ibunya menangis segera menenangkan ibunya dan tetap berusaha tegar
"tenang bu, kemarin aku sudah mendapat panggilan mengajar dan besok aku sudah harus mengajar. jadi tak perlu lagi kuliah untuk menjadi seorang guru, karena besok pun aku sudah menjadi seorang guru bu," sambil tersenyum dan menahan tangis lala menjelaskannya.
"syukurlah kalau begitu, tapi kamu kan sudah daftar tes untuk ke PTN??" pertanyaan ibunya itu membuat hati lala kembali goyah. namun, seperti biasa lala tetap mencoba tegar dihadapan ibunya. ia hanya tak ingin ibunya sedih hanya karena ibu dan ayah lala tak mampu membiayai lala kuliah.
"oh, itu bukan masalah bu,.. " jawab lala dengan senyumnya yang sedikit membuat ibunya tenang.
"tapi jika kamu mau, kamu ikuti saja tes itu siapa tahu nanti bapak ada biaya untuk menguliahkan kamu,." ibu lala mencoba memberi semangat kepadanya.
" jika ibu mengijinkan aku akan mengikuti tesnya, tesnya 3 hari lagi bu." jawab lala seadanya.
tes sudah lala jalani, dan mengajarpun sudah lala jalani. tapi sesungguhnya keinginannya untuk kuliah masih besar. dua hari lagi pengumuman tesnya akan diumumkan. lala mencoba untuk tidak memikirkannya karena dengan memikirkannya, itu hanya akan membuat hati lala kembali terluka.
sekian minggu lala mencoba kuat dihadapan kedua orangtuanya, tapi pada akhirnya lala jatuh juga. lala sakit dan terbaring di tempat tidur. karena belakangan ini ia terlalu memikirkan dirinya yang tetap ingin kuliah sehinggga melupakan kesehatan tubuhnya.
"tuk. tuk. tuk" terdengar suara pintu kamar lala diketuk. "masuk aja." teriak lala dari dalam kamar.
ketika pintu terbuka terlihat sesosok manusia yang selama ini sangat ia kagumi dan banggakan. sosok yang rela berbuat apapun untuk anak-anaknya. dengan mata merah dan wajah sangat terlihat lelah. ayahnya menghampiri lala yang terbaring di atas tempat tidur. lala amat mengetahui keadaan ayahnya yang beru berpulang kerja dan kurang tidur.
" gimana keadaan mu sayang?" tanyya ayah sambil mengusap rambut lala.
"sudah baikan ayah." jawab lala singkat.
" pengumuman tes masuk PTN kemarin sudah keluar belum?" pertanyaan ayah yang tanpa basa-basi itu membuat lala kaget dan teringat kembali kepada luka hatinya yang sampai saat ini masih ia rasakan. namun seperti biasa lala mencoba tegar.
"dua hari lagi ayah." jawab lala lagi-lagi dengan singkat.
"bapak dapet rejeki dan kemungkinan kamu bisa kuliah sayang."
berita bahagia itu membuat lala merasa sangat sehat dengan seketika.. tapi bersamaan dengan itu juga lala merasa bersalah karena pada saat ia melakukan tes ia tak bersungguh-sungguh mengerjakannya. itu ia lakukan karena ia berpikir kalau ia tidak harus lulus dalam tes itu karena pada akhirnya ia tidak akan melanjutkan kuliahnya.
"yang bener pak?" berusaha bertanya dengan seantusias mungkin.
"ia lala, semoga kamu lulus ya! ya sudah kamu istirahat lagi."
lala terdiam dan kembali merenung. apa ia akan lulus.. kalau tidak lulus ia hanya akan mengecewakan kedua orangtuannya saja..
hari itu datang, hari pengumuman hasil tes PTN... sosial media sudah ramai membicarakan hasil tesnya. handphone lala pun terus berdering mendapatkan kiriman pesan dari teman-temannya yang semua hasilnya itu kompak berkata kalau teman-teman lala tidak lulus tes.. lala semakin cemas, lala hampir putus asa dan tak ingin melihat hasil pengumumannya. tapi karena desakan oragtuanya dan semangat yang selalu diberikan orangtuanya lala melihat hasilnya. tanpa ia duga, hasil tes mengatakan bahwa ia lulus.. melihat hasil itu, terlihat wajah kedua orangtua lala tersenyum bahagia, dan tanpa ia sadari pipi halusnya sudah dibanjiri oleh linangan air mata..
dengan doa, harapan dan hayalan yang bisa menjadikan motivasi semua mimpi itu bisa terwujud. semangat kawa. jangan berhenti untuk terus bermimpi dan berkhayal untuk mewujudkan cita-citamu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar