JURNAL
Diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sintaksis
Bahasa Indonesia

Disusun oleh:
Nur Kholilah (2222120758)
Subihah (2222120873)
Kelas : IV B
Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan
Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
2014
1.
Latar
Belakang Masalah
Dewasa ini,
Perkembangan teknologi informasi
kini sudah semakin canggih. Bahkan, media teknologi yang canggih, yaitu
internet sudah menjadi bagian hidup bagi masyarakat di dunia untuk
berkomunikasi. Dengan internet, informasi dapat dengan mudah diakses. Salah satu yang dapat kita akses melalui internet
yaitu media sosial yang sedang menjadi trend
masyarakat, terutama kaum muda untuk memanfaatkannya sebagai jejaring dalam
berkomunikasi.
Media
sosial adalah sebuah media online, yang dapat mempermudah penggunanya dapat
berpartisipasi dengan berbagi tulisan yang berupa informasi melalui berbagai
jenis media sosial seperti blog. Blog merupakan situs web yang berisi tulisan,
artikel atau informasi bermanfaat yang diperbaharui secara teratur dan dapat
diakses oleh semua pengguna internet di mana saja dan kapan saja.
Melalui
blog, kita dapat mengungkapkan ide, pendapat, pemikiran berupa tulisan. Tulisan
yang dimuat dalam akun blog tentunya disusun dengan struktur kata dan kalimat agar
ide dan gagasan kita dapat dimengerti oleh pembaca. Tulisan yang baik tentunya
memiliki struktur kata dan kalimat yang benar. Namun seringkali, penulis blog
tidak memerhatikan struktur kata dan kalimat yang benar, sehingga gagasan yang
tertulis tidak dimengerti oleh pembacanya.
Berdasarkan hal tersebut, kami memilih blog sebagai
sumber untuk menganalisis kesalahan berbahasa yang digunakan dalam tulisan blog.
Tulisan blog yang akan kami analisis adalah Surat Terbuka Untuk Dua
Pasangan Capres yang dimuat oleh Melanie Subono dalam Blog Detik . Kami memilih situs Blog Detik karena
merupakan situs dari portal Detik.com. Detikcom adalah sebuah portal web terpopuler di
Indonesia. Alasan mengapa
kami memilih tulisan Melani Subono, yaitu karena tulisan yang dia posting adalah sebuah surat yang
ditunjukan kepada dua calon pasangan Capres Indonesia pada pemilu 2014 yang
berisi aspirasinya mengenai rencana konkret yang akan dilakukan oleh Capres
jika terpilih menjadi presiden. Agar aspirasinya tersampaikan tentunya struktur
kalimat yang digunakan harus diperhatikan. Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan diatas, penelitian ini berjudul Analisis Kesalahan Kalimat pada Surat Terbuka yang Dimuat dalam Media
Sosial Blog Detik.
2.
Fokus
Penelitian
Fokus
penelitian dilakukan agar masalah yang akan diteliti tidak meluas, sehingga penelitian
ini terfokus dan tepat sasaran. Adapun fokus penelitian yang kami lakukan
adalah:
1) Kesalahan kalimat pada surat terbuka yang dimuat dalam
media sosial Blog Detik.
3.
Pertanyaan Penelitian
Sesuai
dengan fokus penelitian di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
1) Bagaimana kesalahan kalimat yang terdapat pada surat
terbuka yang dimuat dalam media sosial Blog Detik?
4.
Tujuan Penelitian
Sesuai
dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1) Untuk mendeskripsikan keselahan kalimat yang terdapat
pada surat terbuka yang dimuat dalam media sosial Blog Detik.
5.
Kajian Teori
a.
Kalimat
Kalimat
adalah susunan gramatikal atau ujaran yang dibatasi oleh kesenyapan awal dan
kesenyapan akhir yang berupa intonasi selesai/final. Hal ini menunjukkan bahwa
kalimat itu secara relatif dapat berdiri sendiri dan bentuknya dapat berupa
kata, frasa, atau klausa.
Ciri-ciri Pokok Kalimat, antara
lain:
-
Berupa satuan bahasa
(satuan gramatikal atau satuan ujaran)
-
Secara relatif dapat
berdiri sendiri
-
Dibatasi oleh
kesenyapan awal dan kesenyapan akhir
-
Memiliki pola intonasi
akhir atau final atau selesai.
Kalimat
dapat digolongkan menjadi bermacam-macam, misalnya kalimat tunggal dan kalimat
majemuk, kalimat lengkap dan kalimat tidak lengkap, kalimat aktif dan kalimat
pasif, kalimat verbal dan kalimat nomina, dan sebagainya. Penggolongan kalimat
semacam itu tentu menggunakan kriteria atau dasar tertentu. Pada tahap ini,
akan kami bahas mengenai penggolongan kalimat dengan ditinjau dari berbagai
kriteria.
1) Penggolongan
kalimat berdasarkan kehadiran unsur pengisi predikat:
a. Kalimat berklausa,
ialah kalimat yang selain unsur intonasi, terdiri dari satuan gramatik yang
berupa klausa (Ramlan, 1981). Di bawah ini adalah contoh kalimat yang
berklausa:


Kedua contoh di atas
merupakan kalimat berklausa yang dibentuk oleh sebuah klausa. Sebenarnya,
kalimat berklausa dapat pula terdiri dari dua klausa atau lebih yang biasanya
disebut kalimat majemuk. Hal ini akan dibicarakan lebih lanjut pada
penggolongan kalimat atas dasar jumlah klausa yang membentuknya.
b. Kalimat tidak
berklausa, adalah kalimat yang
selain intonasi, tidak berupa klausa. Hal ini berarti bahwa satuan gramatik
kalimat yang bersangkutan tidak ada yang menduduki fungsi P. Berikut ini adalah
contohnya:


2) Penggolongan
kalimat berdasarkan jumlah klausa yang membentuknya
Kalau
dilihat unsur segmentalnya saja, kalimat berklausa ada yang hanya terdiri dari
satu klausa, tetapi ada pula yang terdiri dari dua klausa atau lebih. Kalimat
yang hanya terdiri dari satu klausa disebut kalimat tunggal, sedang kalimat
yang terdiri dari dua klausa atau lebih dinamakan kalimat majemuk.
-
Contoh
kalimat tunggal


-
Contoh
kalimat majemuk


3) Penggolongan
kalimat berdasarkan tujuan/maksud sesuai dengan situasinya
Berdasarkan
tujuan/maksud sesuai dengan situasinya, kalimat digolongkan menjadi tiga,
yaitu:
-
Kalimat
berita, pada umumnya berfungsi untuk
memberitahukan sesuatu pada pihak lain hingga diperoleh tanggapan yang berupa
perhatian itu disertai “anggukan” atau ucapan “ya”. Pola intonasi pertama
biasanya ada pada kalimat berita yang struktur klausanya runtut, sedangkan pola
intonasi kedua biasanya ada pada kalimat berita yang klausa berstruktur invensi
(terbalik). Di bawah ini adalah contoh kalimat berita:


-
Kalimat
tanya, pada umumnya berfungsi untuk menanyakan
sesuatu pada pihak lain. Berikut ini adalah contoh kalimat tanya:


-
Kalimat
perintah/suruh, merupakan kalimat yang merupakan
tanggapan (biasanya berupa tindakan) dari pihak lain. Dilihat dari segi makna
yang tercermin pada unsur segmentalnya, kalimat perintah dapat berupa: perintah
yang sesungguhnya, ajakan, larangan, persilahan, dan salam. Berikut adalah
contohnya:





4) Penggolongan
kalimat berdasarkan kategori unsur pengisi fungsi predikat, kalimat dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
- Kalimat verbal, suatu
kalimat dinyatakan sebagai kalimat verbal apabila unsur pengisi predikat
kalimat yang bersangkutan berkategori verba (kerja). Berikut adalah contohnya:


- Kalimat nonverbal,
kalimat yang apabila unsur pengisi predikat berkategori selain verba. Kategori
unsur predikat pada kalimat nonverbal adalah nomina (benda), adjektiva (sifat),
numeral (bilangan), atau frasa preposisional (frasa depan). Berikut adalah
contohnya:



5) Penggolongan
kalimat berdasarkan ada tidaknya unsur negasi di dalamnya
Atas dasar ada atau
tidaknya unsur negasi di dalamnya, kalimat dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu: (1) kalimat positif, dan (2) kalimat negatif. Suatu kalimat disebut
kalimat positif jika di dalamnya tidak terdapat unsur negasi, sedangkan jika di
dalamnya terdapat unsur negasi , kalimat yang bersangkutan disebut kalimat
negatif. Berikut adalah contoh kalimatnya:




Perlu
ditambahkan di sini bahwa penggunaan kata negasi “tidak” dan “bukan” berlainan.
Kata “bukan” digunakan untuk menegasikan “benda”, sedangkan kata “tidak” untuk
menegasikan selain benda.
6) Penggolongan
kalimat berdasarkan struktur internalnya
Atas
dasar struktur internalnya, kalimat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu (1)
kalimat sempurna, dan (2) kalimat taksempurna. Kalimat sempurna adalah kalimat
yang minimal terdiri dari S dan P, sedangkan kalimat tidak sempurna adalah
kalimat yang tidak mengandung unsur S dan P secara bersama-sama. Artinya, suatu
kalimat dikatakan sebagai kalimat sempurna jika kalimat yang bersangkutan
minimal mengandung unsur S dan P secara serentak, sedangkan apabila kedua unsur
tersebut tidak hadir secara bersamaan, kalimat yang bersangkutan digolongkan
kalimat tidak sempurna. Berikut adalah contoh kalimatnya:





7) Penggolongan
kalimat berdasarkan struktur unsur klausa pokoknya
Atas
dasar struktur unsur klausa pokoknya, kalimat dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu (1) kalimat yang berstruktur runtut dan (2) klimat yang berstruktur
terbalik atau inversi. Suatu kalimat dikatakan berstruktur runtut apabila unsur
pengisi S berposisi sebelum P, sedangkan jika unsur pengisi fungsi S berposisi
sesudah P, kalimat yang bersangkutan merupakan kalimat inversi. Berikut adalah
contoh kalimatnya:




8) Penggolongan
kalimat berdasarkan sifat hubungan pelaku tindakan
Kalimat
aktif merupakan salah satu bentuk kalimat verbal. Dilihat dari segi peran
subjeknya, kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku
atau aktor. Namun demikian, jika dilihat dari segi bentuk kata kerja pengisi
funsi P-nya, kalimat aktif pada umumnya ditandai oleh penggunaan kata kerja
berimbuhan (berafiks) me- dan ber- atau kata kerja tanpa imbuhan.
Misalnya:


9) Penggolongan
kalimat berdasarkan langsung tidaknya penuturan
Atas
dasar langsung tidaknya penuturan, kalimat dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu: (1) kaliman langsung dan (2) kalimat taklangsung. Kalimat langsung
adalah kalimat yang mengandung kutipan langsung dari pernyataan orang pertama,
sedangkan kalimat taklangsung merupakan kalimat yang sudah mengalami peniruan
atau pengulangan oleh orang lain. Berikut adalah contoh kalimatnya:


b.
Hakikat Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan berbahasa menurut Chrystal (dalam
Ardiana, dkk. 2001: 2.5) adalah suatu teknik untuk mengindentifikasikan,
mengklarifikasikan, dan menginterperteasikan secara sistematis
kesalahan-kesalahan yang dibuat seseorang dalam berbahasa dengan menggunakan
teori-teori dan prosedur-prosedur berdasarkan linguistik. Maksud pernyataan
tersebut bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah suatu cara yang digunakan
untuk menafsirkan atau menjelaskan kesalahan-kesalahan berbahasa seseorang dengan
berdasarkan teori linguistik.
Ardiana, dkk (2001:4.4) mengklasifikasikan kesalahan
bahasa menurut komponen bahasa dan atau konstituen bahasa yang mempengaruhi
kesalahan. Kesalahan komponen bahasa meliputi lafal atau ucapan, tata bahasa,
makna dan kosa kata, dan gaya. Konstituen meliputi unsur yang membentuk
komponen bahasa atau yang mencakup elemen-elemen yang mengandung setiap
komponen bahasa. Misalnya, dalam sintaksis kesalahan mungkin terjadi pada induk
kalimat atau pada anak kalimat. Dalam klausa, konstituen mana yang dipengaruhi,
misalnya frase verba, frase nominal, preposisi, kata bantu, kata kerja dan
sebagainya.
Dari
pernyataan tersebut dapat diketahui, klasifikasi kesalahan berbahasa meliputi
kesalahan dalam tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana.
6.
Metode Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dalah penelitian deskriptif kualitatif. Berkaitan dengan itu, Fuchan
(1998: 145) menyatakan bahwa pengertian deskriptif dirancang untuk memperoleh
informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Selanjutnya
dijelaskan oleh Faisal (1982:42) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian
yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang ada pada saat ini. Di
dalamnya terdapat upaya deskripsi pencatatan analisis dan menginterpretasikan
kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.
Berdasarkan penjelasan diatas, metode deskriptif
kuantitatif digunakan dalam penelitian ini untuk mendeskrispasikan kesalahan
penulisan dan penggunaan kalimat pada surat terbuka untuk dua calon pasangan
capres yang dimuat dalam media sosial blog detik oleh Melani Subono pada
tanggal 10 Juni 2014.
7.
Teknik Penelitian
a)
Teknik Pengumpulan data
Teknik Pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian
ini adalah
-
Teknik studi
pustaka, yaitu suatu usaha pendalaman masalah melalui penyelidikan bahan-bahan
atau materi penunjang untuk keberhasilan penelitian melalui buku-buku,
laporan-laporan ilmiah dan penelusuran online.
-
Dokumentasi
b)
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data
yang penulis gunakan adalah teknik analisis isi. Menurut Guba Lincoln
(Moleong, 2006: 320) teknik analisis isi
merupakan teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara objektif.
Teknik analisis isi adalah kajian atas dokumen yang memberikan catatan atau
bukti tentang sesuatu. Penulis memilih teknik ini karena sesuai dengan
keperluan penelitian untuk mendeskripsikan kesalahan penulisan dan penggunaan
kalimat yang terdapat dalam tulisan blog melani Subono pada tanggal 10 Juni
2014. Secara rinci analisis tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
1) Mengidentifikasi dan kemudian mencatat
kaliamat-kalimat yang salah
2) Menganalisis
3) Melakukan perbaikan kalimat yang mengandung kesalahan
kalimat dengan kalimat yang benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.
8.
Sumber Data Penelitian
Sumber
data penelitian ini adalah Surat Terbuka untuk Dua Calon Pasangan Capres yang
ditulis oleh Melani Subono yang di- posting
dalam BlogDetik tanggal 10 Juni 2014.
9.
Data Penelitian
Data
penelitian ini adalah kesalahan penggunaan kalimat pada surat terbuka untuk dua
calon pasangan capres yang dimuat oleh Melani Subono dalam media sosial blog
detik tanggal 10 Juni 2014.
No.
|
Data
|
1.
|
Nama
saya Melanie, hanya satu dari ratusan juta rakyat yang mungkin akan anda
pimpin nanti .
|
2.
|
Koreksi
kalau saya bodoh dan salah paham , tapi sebagian dari hasil kerja keras saya
dan ribuan sahabat saya , akan menjadi bagian yang membayar keperluan kita,
termasuk gaji anda , dan kita bekerja bersama untuk rakyat, dengan
keterbukaan, begitu rencananya ?
|
3.
|
Disisi
lain, kami punya kepercayaan bahwa pemimpin akan mendengarkan rakyatnya ,
berkomunikasi, apalagi saat ini kami diminta untuk memilih.
|
4.
|
Hanya
pendek yang ingin kita tanyakan, sebelum kami menentukan suara kami.
|
5.
|
Apakah
planning / rencana konkrit anda jika terpilih dalam memberikan perlindungan
dan jaminan kerja pada buruh dalam negeri maupun buruh migran?
|
6.
|
Kami
menghargai jika diberikan jawaban dalam bentuk konkrit.
|
7.
|
Adapun
saya melampiri di halaman setelah ini, apa yang sudah dan belum berjalan,
agar secara umum orang juga mengetahui apa yang harus mereka ketahui.
|
10.
Analisis Data
Berikut
ini akan diuraikan analisis terhadap data kesalahan penggunaan kalimat sesuai
dengan data yang telah dicatat.
1) Nama saya Melanie, hanya satu dari jutaan rakyat yang
mungkin akan anda pimpin nanti.
Kalimat
di atas salah karena penggunaan kata hanya
membuat kalimat menjadi rancu. Sebaiknya kata hanya dihilangkan. Kalimat tersebut seharusnya
Nama saya Melanie, satu dari jutaan
rakyat yang mungkin akan Anda pimpin nanti.
2) Koreksi kalau saya bodoh dan salah paham, tapi
sebagian dari hasil kerja keras saya dan ribuan sahabat saya, akan menjadi
bagian yang membayar keperluan kita, termasuk gaji anda, dan kita bekerja
bersama untuk rakyat, dengan keterbukaan, begitu rencananya ?
Kalimat
di atas kurang cermat, karena menimbulkan kekaburan makna. Seharusnya kalimat yang
sesuai adalah Koreksi kalau saya bodoh
dan salah paham. Bukankah sebagian dari hasil kerja keras saya dan ribuan
sahabat saya yang akan menjadi bagian yang membayar keperluan kita termasuk
gaji Anda? Kita bekerjasama untuk rakyat dengan keterbukaan.
3)
Disisi
lain, kami punya kepercayaan bahwa pemimpin akan mendengarkan rakyatnya ,
berkomunikasi, apalagi saat ini kami diminta untuk memilih.
Kalimat
di atas tidak efektif, karena struktur kata dalam
kalimat tidak beraturan. Kalimat yang seharusnya adalah Di sisi lain, kami percaya bahwa pemimpin akan mendengarkan dan
berkomunikasi dengan rakyatnya, terlebih saat ini kami diminta untuk memilih.
4) Hanya
pendek yang ingin kita tanyakan, sebelum kami menentukan suara kami.
Kalimat di atas salah karena adanya kesalahan
pemilihan kata dan struktur kalimat tidak benar. Kalimat tersebut seharusnya Sebelum kami menentukan suara kami, ada
beberapa hal yang akan kami tanyakan.
5) Apakah planning / rencana konkrit anda jika terpilih dalam
memberikan perlindungan dan jaminan kerja pada buruh dalam negeri maupun buruh
migran?
Kalimat
di atas tidak efektif, karena struktur kalimatnya tidak beraturan. Kalimat yang
benar seharusnya Apakah rencana konkrit Anda dalam memberikan perlindungan dan jaminan
kerja pada buruh dalam negeri maupun buruh migran, jika Anda terpilih menjadi
presiden?
6) Kami menghargai jika diberikan jawaban dalam bentuk
konkrit.
Kalimat
di atas tidak efektif, karena struktur kalimatnya tidak lengkap. Kalimat yang
seharusnya adalah Kami akan menghargai Anda, jika Anda memberikan kami jawaban
dalam bentuk konkrit.
7)
Adapun saya melampiri di halaman setelah ini, apa yang
sudah dan belum berjalan, agar secara umum orang juga mengetahui apa yang harus
mereka ketahui.
Kalimat di atas tidak efektif, karena kesalahan struktur.
Kalimat yang seharusnya adalah Adapun
saya melampiri apa yang sudah dan belum berjalan pada halaman selanjutnya, agar
secara umum orang juga mengetahui apa yang harus mereka ketahui.
11. Simpulan
Surat terbuka untuk dua capres
yang dimuat dalam media sosial blog terdapat kesalahan kalimat berupa kalimat
yang rancu, kalimat yang kurang cermat, kalimat yang tidak efektif, dan
struktur kalimatnya tidak beraturan.
12. Daftar Pustaka
Fuchan,
Arif. 1998. Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Faisal, S.
1982. Metodologi Penelitian Kependidikan.
Surabaya: Usaha Nasional
Analisis Kesalahan Kalimat pada Surat Terbuka yang Dimuat dalam Media
Sosial Blog Detik
JURNAL
Diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sintaksis
Bahasa Indonesia

Disusun oleh:
Nur Kholilah (2222120758)
Subihah (2222120873)
Kelas : IV B
Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan
Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
2014
1.
Latar
Belakang Masalah
Dewasa ini,
Perkembangan teknologi informasi
kini sudah semakin canggih. Bahkan, media teknologi yang canggih, yaitu
internet sudah menjadi bagian hidup bagi masyarakat di dunia untuk
berkomunikasi. Dengan internet, informasi dapat dengan mudah diakses. Salah satu yang dapat kita akses melalui internet
yaitu media sosial yang sedang menjadi trend
masyarakat, terutama kaum muda untuk memanfaatkannya sebagai jejaring dalam
berkomunikasi.
Media
sosial adalah sebuah media online, yang dapat mempermudah penggunanya dapat
berpartisipasi dengan berbagi tulisan yang berupa informasi melalui berbagai
jenis media sosial seperti blog. Blog merupakan situs web yang berisi tulisan,
artikel atau informasi bermanfaat yang diperbaharui secara teratur dan dapat
diakses oleh semua pengguna internet di mana saja dan kapan saja.
Melalui
blog, kita dapat mengungkapkan ide, pendapat, pemikiran berupa tulisan. Tulisan
yang dimuat dalam akun blog tentunya disusun dengan struktur kata dan kalimat agar
ide dan gagasan kita dapat dimengerti oleh pembaca. Tulisan yang baik tentunya
memiliki struktur kata dan kalimat yang benar. Namun seringkali, penulis blog
tidak memerhatikan struktur kata dan kalimat yang benar, sehingga gagasan yang
tertulis tidak dimengerti oleh pembacanya.
Berdasarkan hal tersebut, kami memilih blog sebagai
sumber untuk menganalisis kesalahan berbahasa yang digunakan dalam tulisan blog.
Tulisan blog yang akan kami analisis adalah Surat Terbuka Untuk Dua
Pasangan Capres yang dimuat oleh Melanie Subono dalam Blog Detik . Kami memilih situs Blog Detik karena
merupakan situs dari portal Detik.com. Detikcom adalah sebuah portal web terpopuler di
Indonesia. Alasan mengapa
kami memilih tulisan Melani Subono, yaitu karena tulisan yang dia posting adalah sebuah surat yang
ditunjukan kepada dua calon pasangan Capres Indonesia pada pemilu 2014 yang
berisi aspirasinya mengenai rencana konkret yang akan dilakukan oleh Capres
jika terpilih menjadi presiden. Agar aspirasinya tersampaikan tentunya struktur
kalimat yang digunakan harus diperhatikan. Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan diatas, penelitian ini berjudul Analisis Kesalahan Kalimat pada Surat Terbuka yang Dimuat dalam Media
Sosial Blog Detik.
2.
Fokus
Penelitian
Fokus
penelitian dilakukan agar masalah yang akan diteliti tidak meluas, sehingga penelitian
ini terfokus dan tepat sasaran. Adapun fokus penelitian yang kami lakukan
adalah:
1) Kesalahan kalimat pada surat terbuka yang dimuat dalam
media sosial Blog Detik.
3.
Pertanyaan Penelitian
Sesuai
dengan fokus penelitian di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
1) Bagaimana kesalahan kalimat yang terdapat pada surat
terbuka yang dimuat dalam media sosial Blog Detik?
4.
Tujuan Penelitian
Sesuai
dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1) Untuk mendeskripsikan keselahan kalimat yang terdapat
pada surat terbuka yang dimuat dalam media sosial Blog Detik.
5.
Kajian Teori
a.
Kalimat
Kalimat
adalah susunan gramatikal atau ujaran yang dibatasi oleh kesenyapan awal dan
kesenyapan akhir yang berupa intonasi selesai/final. Hal ini menunjukkan bahwa
kalimat itu secara relatif dapat berdiri sendiri dan bentuknya dapat berupa
kata, frasa, atau klausa.
Ciri-ciri Pokok Kalimat, antara
lain:
-
Berupa satuan bahasa
(satuan gramatikal atau satuan ujaran)
-
Secara relatif dapat
berdiri sendiri
-
Dibatasi oleh
kesenyapan awal dan kesenyapan akhir
-
Memiliki pola intonasi
akhir atau final atau selesai.
Kalimat
dapat digolongkan menjadi bermacam-macam, misalnya kalimat tunggal dan kalimat
majemuk, kalimat lengkap dan kalimat tidak lengkap, kalimat aktif dan kalimat
pasif, kalimat verbal dan kalimat nomina, dan sebagainya. Penggolongan kalimat
semacam itu tentu menggunakan kriteria atau dasar tertentu. Pada tahap ini,
akan kami bahas mengenai penggolongan kalimat dengan ditinjau dari berbagai
kriteria.
1) Penggolongan
kalimat berdasarkan kehadiran unsur pengisi predikat:
a. Kalimat berklausa,
ialah kalimat yang selain unsur intonasi, terdiri dari satuan gramatik yang
berupa klausa (Ramlan, 1981). Di bawah ini adalah contoh kalimat yang
berklausa:


Kedua contoh di atas
merupakan kalimat berklausa yang dibentuk oleh sebuah klausa. Sebenarnya,
kalimat berklausa dapat pula terdiri dari dua klausa atau lebih yang biasanya
disebut kalimat majemuk. Hal ini akan dibicarakan lebih lanjut pada
penggolongan kalimat atas dasar jumlah klausa yang membentuknya.
b. Kalimat tidak
berklausa, adalah kalimat yang
selain intonasi, tidak berupa klausa. Hal ini berarti bahwa satuan gramatik
kalimat yang bersangkutan tidak ada yang menduduki fungsi P. Berikut ini adalah
contohnya:


2) Penggolongan
kalimat berdasarkan jumlah klausa yang membentuknya
Kalau
dilihat unsur segmentalnya saja, kalimat berklausa ada yang hanya terdiri dari
satu klausa, tetapi ada pula yang terdiri dari dua klausa atau lebih. Kalimat
yang hanya terdiri dari satu klausa disebut kalimat tunggal, sedang kalimat
yang terdiri dari dua klausa atau lebih dinamakan kalimat majemuk.
-
Contoh
kalimat tunggal


-
Contoh
kalimat majemuk


3) Penggolongan
kalimat berdasarkan tujuan/maksud sesuai dengan situasinya
Berdasarkan
tujuan/maksud sesuai dengan situasinya, kalimat digolongkan menjadi tiga,
yaitu:
-
Kalimat
berita, pada umumnya berfungsi untuk
memberitahukan sesuatu pada pihak lain hingga diperoleh tanggapan yang berupa
perhatian itu disertai “anggukan” atau ucapan “ya”. Pola intonasi pertama
biasanya ada pada kalimat berita yang struktur klausanya runtut, sedangkan pola
intonasi kedua biasanya ada pada kalimat berita yang klausa berstruktur invensi
(terbalik). Di bawah ini adalah contoh kalimat berita:


-
Kalimat
tanya, pada umumnya berfungsi untuk menanyakan
sesuatu pada pihak lain. Berikut ini adalah contoh kalimat tanya:


-
Kalimat
perintah/suruh, merupakan kalimat yang merupakan
tanggapan (biasanya berupa tindakan) dari pihak lain. Dilihat dari segi makna
yang tercermin pada unsur segmentalnya, kalimat perintah dapat berupa: perintah
yang sesungguhnya, ajakan, larangan, persilahan, dan salam. Berikut adalah
contohnya:





4) Penggolongan
kalimat berdasarkan kategori unsur pengisi fungsi predikat, kalimat dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
- Kalimat verbal, suatu
kalimat dinyatakan sebagai kalimat verbal apabila unsur pengisi predikat
kalimat yang bersangkutan berkategori verba (kerja). Berikut adalah contohnya:


- Kalimat nonverbal,
kalimat yang apabila unsur pengisi predikat berkategori selain verba. Kategori
unsur predikat pada kalimat nonverbal adalah nomina (benda), adjektiva (sifat),
numeral (bilangan), atau frasa preposisional (frasa depan). Berikut adalah
contohnya:



5) Penggolongan
kalimat berdasarkan ada tidaknya unsur negasi di dalamnya
Atas dasar ada atau
tidaknya unsur negasi di dalamnya, kalimat dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu: (1) kalimat positif, dan (2) kalimat negatif. Suatu kalimat disebut
kalimat positif jika di dalamnya tidak terdapat unsur negasi, sedangkan jika di
dalamnya terdapat unsur negasi , kalimat yang bersangkutan disebut kalimat
negatif. Berikut adalah contoh kalimatnya:




Perlu
ditambahkan di sini bahwa penggunaan kata negasi “tidak” dan “bukan” berlainan.
Kata “bukan” digunakan untuk menegasikan “benda”, sedangkan kata “tidak” untuk
menegasikan selain benda.
6) Penggolongan
kalimat berdasarkan struktur internalnya
Atas
dasar struktur internalnya, kalimat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu (1)
kalimat sempurna, dan (2) kalimat taksempurna. Kalimat sempurna adalah kalimat
yang minimal terdiri dari S dan P, sedangkan kalimat tidak sempurna adalah
kalimat yang tidak mengandung unsur S dan P secara bersama-sama. Artinya, suatu
kalimat dikatakan sebagai kalimat sempurna jika kalimat yang bersangkutan
minimal mengandung unsur S dan P secara serentak, sedangkan apabila kedua unsur
tersebut tidak hadir secara bersamaan, kalimat yang bersangkutan digolongkan
kalimat tidak sempurna. Berikut adalah contoh kalimatnya:





7) Penggolongan
kalimat berdasarkan struktur unsur klausa pokoknya
Atas
dasar struktur unsur klausa pokoknya, kalimat dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu (1) kalimat yang berstruktur runtut dan (2) klimat yang berstruktur
terbalik atau inversi. Suatu kalimat dikatakan berstruktur runtut apabila unsur
pengisi S berposisi sebelum P, sedangkan jika unsur pengisi fungsi S berposisi
sesudah P, kalimat yang bersangkutan merupakan kalimat inversi. Berikut adalah
contoh kalimatnya:




8) Penggolongan
kalimat berdasarkan sifat hubungan pelaku tindakan
Kalimat
aktif merupakan salah satu bentuk kalimat verbal. Dilihat dari segi peran
subjeknya, kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku
atau aktor. Namun demikian, jika dilihat dari segi bentuk kata kerja pengisi
funsi P-nya, kalimat aktif pada umumnya ditandai oleh penggunaan kata kerja
berimbuhan (berafiks) me- dan ber- atau kata kerja tanpa imbuhan.
Misalnya:


9) Penggolongan
kalimat berdasarkan langsung tidaknya penuturan
Atas
dasar langsung tidaknya penuturan, kalimat dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu: (1) kaliman langsung dan (2) kalimat taklangsung. Kalimat langsung
adalah kalimat yang mengandung kutipan langsung dari pernyataan orang pertama,
sedangkan kalimat taklangsung merupakan kalimat yang sudah mengalami peniruan
atau pengulangan oleh orang lain. Berikut adalah contoh kalimatnya:


b.
Hakikat Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan berbahasa menurut Chrystal (dalam
Ardiana, dkk. 2001: 2.5) adalah suatu teknik untuk mengindentifikasikan,
mengklarifikasikan, dan menginterperteasikan secara sistematis
kesalahan-kesalahan yang dibuat seseorang dalam berbahasa dengan menggunakan
teori-teori dan prosedur-prosedur berdasarkan linguistik. Maksud pernyataan
tersebut bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah suatu cara yang digunakan
untuk menafsirkan atau menjelaskan kesalahan-kesalahan berbahasa seseorang dengan
berdasarkan teori linguistik.
Ardiana, dkk (2001:4.4) mengklasifikasikan kesalahan
bahasa menurut komponen bahasa dan atau konstituen bahasa yang mempengaruhi
kesalahan. Kesalahan komponen bahasa meliputi lafal atau ucapan, tata bahasa,
makna dan kosa kata, dan gaya. Konstituen meliputi unsur yang membentuk
komponen bahasa atau yang mencakup elemen-elemen yang mengandung setiap
komponen bahasa. Misalnya, dalam sintaksis kesalahan mungkin terjadi pada induk
kalimat atau pada anak kalimat. Dalam klausa, konstituen mana yang dipengaruhi,
misalnya frase verba, frase nominal, preposisi, kata bantu, kata kerja dan
sebagainya.
Dari
pernyataan tersebut dapat diketahui, klasifikasi kesalahan berbahasa meliputi
kesalahan dalam tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana.
6.
Metode Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dalah penelitian deskriptif kualitatif. Berkaitan dengan itu, Fuchan
(1998: 145) menyatakan bahwa pengertian deskriptif dirancang untuk memperoleh
informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Selanjutnya
dijelaskan oleh Faisal (1982:42) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian
yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang ada pada saat ini. Di
dalamnya terdapat upaya deskripsi pencatatan analisis dan menginterpretasikan
kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.
Berdasarkan penjelasan diatas, metode deskriptif
kuantitatif digunakan dalam penelitian ini untuk mendeskrispasikan kesalahan
penulisan dan penggunaan kalimat pada surat terbuka untuk dua calon pasangan
capres yang dimuat dalam media sosial blog detik oleh Melani Subono pada
tanggal 10 Juni 2014.
7.
Teknik Penelitian
a)
Teknik Pengumpulan data
Teknik Pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian
ini adalah
-
Teknik studi
pustaka, yaitu suatu usaha pendalaman masalah melalui penyelidikan bahan-bahan
atau materi penunjang untuk keberhasilan penelitian melalui buku-buku,
laporan-laporan ilmiah dan penelusuran online.
-
Dokumentasi
b)
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data
yang penulis gunakan adalah teknik analisis isi. Menurut Guba Lincoln
(Moleong, 2006: 320) teknik analisis isi
merupakan teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara objektif.
Teknik analisis isi adalah kajian atas dokumen yang memberikan catatan atau
bukti tentang sesuatu. Penulis memilih teknik ini karena sesuai dengan
keperluan penelitian untuk mendeskripsikan kesalahan penulisan dan penggunaan
kalimat yang terdapat dalam tulisan blog melani Subono pada tanggal 10 Juni
2014. Secara rinci analisis tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
1) Mengidentifikasi dan kemudian mencatat
kaliamat-kalimat yang salah
2) Menganalisis
3) Melakukan perbaikan kalimat yang mengandung kesalahan
kalimat dengan kalimat yang benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.
8.
Sumber Data Penelitian
Sumber
data penelitian ini adalah Surat Terbuka untuk Dua Calon Pasangan Capres yang
ditulis oleh Melani Subono yang di- posting
dalam BlogDetik tanggal 10 Juni 2014.
9.
Data Penelitian
Data
penelitian ini adalah kesalahan penggunaan kalimat pada surat terbuka untuk dua
calon pasangan capres yang dimuat oleh Melani Subono dalam media sosial blog
detik tanggal 10 Juni 2014.
No.
|
Data
|
1.
|
Nama
saya Melanie, hanya satu dari ratusan juta rakyat yang mungkin akan anda
pimpin nanti .
|
2.
|
Koreksi
kalau saya bodoh dan salah paham , tapi sebagian dari hasil kerja keras saya
dan ribuan sahabat saya , akan menjadi bagian yang membayar keperluan kita,
termasuk gaji anda , dan kita bekerja bersama untuk rakyat, dengan
keterbukaan, begitu rencananya ?
|
3.
|
Disisi
lain, kami punya kepercayaan bahwa pemimpin akan mendengarkan rakyatnya ,
berkomunikasi, apalagi saat ini kami diminta untuk memilih.
|
4.
|
Hanya
pendek yang ingin kita tanyakan, sebelum kami menentukan suara kami.
|
5.
|
Apakah
planning / rencana konkrit anda jika terpilih dalam memberikan perlindungan
dan jaminan kerja pada buruh dalam negeri maupun buruh migran?
|
6.
|
Kami
menghargai jika diberikan jawaban dalam bentuk konkrit.
|
7.
|
Adapun
saya melampiri di halaman setelah ini, apa yang sudah dan belum berjalan,
agar secara umum orang juga mengetahui apa yang harus mereka ketahui.
|
10.
Analisis Data
Berikut
ini akan diuraikan analisis terhadap data kesalahan penggunaan kalimat sesuai
dengan data yang telah dicatat.
1) Nama saya Melanie, hanya satu dari jutaan rakyat yang
mungkin akan anda pimpin nanti.
Kalimat
di atas salah karena penggunaan kata hanya
membuat kalimat menjadi rancu. Sebaiknya kata hanya dihilangkan. Kalimat tersebut seharusnya
Nama saya Melanie, satu dari jutaan
rakyat yang mungkin akan Anda pimpin nanti.
2) Koreksi kalau saya bodoh dan salah paham, tapi
sebagian dari hasil kerja keras saya dan ribuan sahabat saya, akan menjadi
bagian yang membayar keperluan kita, termasuk gaji anda, dan kita bekerja
bersama untuk rakyat, dengan keterbukaan, begitu rencananya ?
Kalimat
di atas kurang cermat, karena menimbulkan kekaburan makna. Seharusnya kalimat yang
sesuai adalah Koreksi kalau saya bodoh
dan salah paham. Bukankah sebagian dari hasil kerja keras saya dan ribuan
sahabat saya yang akan menjadi bagian yang membayar keperluan kita termasuk
gaji Anda? Kita bekerjasama untuk rakyat dengan keterbukaan.
3)
Disisi
lain, kami punya kepercayaan bahwa pemimpin akan mendengarkan rakyatnya ,
berkomunikasi, apalagi saat ini kami diminta untuk memilih.
Kalimat
di atas tidak efektif, karena struktur kata dalam
kalimat tidak beraturan. Kalimat yang seharusnya adalah Di sisi lain, kami percaya bahwa pemimpin akan mendengarkan dan
berkomunikasi dengan rakyatnya, terlebih saat ini kami diminta untuk memilih.
4) Hanya
pendek yang ingin kita tanyakan, sebelum kami menentukan suara kami.
Kalimat di atas salah karena adanya kesalahan
pemilihan kata dan struktur kalimat tidak benar. Kalimat tersebut seharusnya Sebelum kami menentukan suara kami, ada
beberapa hal yang akan kami tanyakan.
5) Apakah planning / rencana konkrit anda jika terpilih dalam
memberikan perlindungan dan jaminan kerja pada buruh dalam negeri maupun buruh
migran?
Kalimat
di atas tidak efektif, karena struktur kalimatnya tidak beraturan. Kalimat yang
benar seharusnya Apakah rencana konkrit Anda dalam memberikan perlindungan dan jaminan
kerja pada buruh dalam negeri maupun buruh migran, jika Anda terpilih menjadi
presiden?
6) Kami menghargai jika diberikan jawaban dalam bentuk
konkrit.
Kalimat
di atas tidak efektif, karena struktur kalimatnya tidak lengkap. Kalimat yang
seharusnya adalah Kami akan menghargai Anda, jika Anda memberikan kami jawaban
dalam bentuk konkrit.
7)
Adapun saya melampiri di halaman setelah ini, apa yang
sudah dan belum berjalan, agar secara umum orang juga mengetahui apa yang harus
mereka ketahui.
Kalimat di atas tidak efektif, karena kesalahan struktur.
Kalimat yang seharusnya adalah Adapun
saya melampiri apa yang sudah dan belum berjalan pada halaman selanjutnya, agar
secara umum orang juga mengetahui apa yang harus mereka ketahui.
11. Simpulan
Surat terbuka untuk dua capres
yang dimuat dalam media sosial blog terdapat kesalahan kalimat berupa kalimat
yang rancu, kalimat yang kurang cermat, kalimat yang tidak efektif, dan
struktur kalimatnya tidak beraturan.
12. Daftar Pustaka
Fuchan,
Arif. 1998. Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Faisal, S.
1982. Metodologi Penelitian Kependidikan.
Surabaya: Usaha Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar