Jumat, 26 September 2014

Analisis Kesalahan Kalimat pada Surat Terbuka yang Dimuat dalam Media Sosial Blog Detik





JURNAL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia

Description: logo fkip.jpg
Disusun oleh:
Nur Kholilah   (2222120758)
Subihah (2222120873)
Kelas : IV B






Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2014


1.        Latar Belakang Masalah
Dewasa ini,
Perkembangan teknologi informasi kini sudah semakin canggih. Bahkan, media teknologi yang canggih, yaitu internet sudah menjadi bagian hidup bagi masyarakat di dunia untuk berkomunikasi. Dengan internet, informasi dapat dengan mudah diakses. Salah satu yang dapat kita akses melalui internet yaitu media sosial yang sedang menjadi trend masyarakat, terutama kaum muda untuk memanfaatkannya sebagai jejaring dalam berkomunikasi.
Media sosial adalah sebuah media online, yang dapat mempermudah penggunanya dapat berpartisipasi dengan berbagi tulisan yang berupa informasi melalui berbagai jenis media sosial seperti blog. Blog merupakan situs web yang berisi tulisan, artikel atau informasi bermanfaat yang diperbaharui secara teratur dan dapat diakses oleh semua pengguna internet di mana saja dan kapan saja.
Melalui blog, kita dapat mengungkapkan ide, pendapat, pemikiran berupa tulisan. Tulisan yang dimuat dalam akun blog tentunya disusun dengan struktur kata dan kalimat agar ide dan gagasan kita dapat dimengerti oleh pembaca. Tulisan yang baik tentunya memiliki struktur kata dan kalimat yang benar. Namun seringkali, penulis blog tidak memerhatikan struktur kata dan kalimat yang benar, sehingga gagasan yang tertulis tidak dimengerti oleh pembacanya.
Berdasarkan hal tersebut, kami memilih blog sebagai sumber untuk menganalisis kesalahan berbahasa yang digunakan dalam tulisan blog. Tulisan blog yang akan kami analisis adalah Surat Terbuka Untuk Dua Pasangan Capres yang dimuat oleh Melanie Subono dalam Blog Detik . Kami memilih situs Blog Detik karena merupakan situs dari portal Detik.com. Detikcom adalah sebuah portal web terpopuler di Indonesia. Alasan mengapa kami memilih tulisan Melani Subono, yaitu karena tulisan yang dia posting adalah sebuah surat yang ditunjukan kepada dua calon pasangan Capres Indonesia pada pemilu 2014 yang berisi aspirasinya mengenai rencana konkret yang akan dilakukan oleh Capres jika terpilih menjadi presiden. Agar aspirasinya tersampaikan tentunya struktur kalimat yang digunakan harus diperhatikan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penelitian ini berjudul Analisis Kesalahan Kalimat pada Surat Terbuka yang Dimuat dalam Media Sosial Blog Detik.
2.        Fokus Penelitian
Fokus penelitian dilakukan agar masalah yang akan diteliti tidak meluas, sehingga penelitian ini terfokus dan tepat sasaran. Adapun fokus penelitian yang kami lakukan adalah:
1)      Kesalahan kalimat pada surat terbuka yang dimuat dalam media sosial Blog Detik.
3.        Pertanyaan Penelitian
Sesuai dengan fokus penelitian di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
1)      Bagaimana kesalahan kalimat yang terdapat pada surat terbuka yang dimuat dalam media sosial Blog Detik?
4.      Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1)      Untuk mendeskripsikan keselahan kalimat yang terdapat pada surat terbuka yang dimuat dalam media sosial Blog Detik.
5.      Kajian Teori
a.      Kalimat
Kalimat adalah susunan gramatikal atau ujaran yang dibatasi oleh kesenyapan awal dan kesenyapan akhir yang berupa intonasi selesai/final. Hal ini menunjukkan bahwa kalimat itu secara relatif dapat berdiri sendiri dan bentuknya dapat berupa kata, frasa, atau klausa.
Ciri-ciri Pokok Kalimat, antara lain:
-          Berupa satuan bahasa (satuan gramatikal atau satuan ujaran)
-          Secara relatif dapat berdiri sendiri
-          Dibatasi oleh kesenyapan awal dan kesenyapan akhir
-          Memiliki pola intonasi akhir atau final atau selesai.
Kalimat dapat digolongkan menjadi bermacam-macam, misalnya kalimat tunggal dan kalimat majemuk, kalimat lengkap dan kalimat tidak lengkap, kalimat aktif dan kalimat pasif, kalimat verbal dan kalimat nomina, dan sebagainya. Penggolongan kalimat semacam itu tentu menggunakan kriteria atau dasar tertentu. Pada tahap ini, akan kami bahas mengenai penggolongan kalimat dengan ditinjau dari berbagai kriteria.
1)      Penggolongan kalimat berdasarkan kehadiran unsur pengisi predikat:
a.       Kalimat berklausa, ialah kalimat yang selain unsur intonasi, terdiri dari satuan gramatik yang berupa klausa (Ramlan, 1981). Di bawah ini adalah contoh kalimat yang berklausa:
Kedua contoh di atas merupakan kalimat berklausa yang dibentuk oleh sebuah klausa. Sebenarnya, kalimat berklausa dapat pula terdiri dari dua klausa atau lebih yang biasanya disebut kalimat majemuk. Hal ini akan dibicarakan lebih lanjut pada penggolongan kalimat atas dasar jumlah klausa yang membentuknya.
b.      Kalimat tidak berklausa, adalah kalimat yang selain intonasi, tidak berupa klausa. Hal ini berarti bahwa satuan gramatik kalimat yang bersangkutan tidak ada yang menduduki fungsi P. Berikut ini adalah contohnya:
2)      Penggolongan kalimat berdasarkan jumlah klausa yang membentuknya
Kalau dilihat unsur segmentalnya saja, kalimat berklausa ada yang hanya terdiri dari satu klausa, tetapi ada pula yang terdiri dari dua klausa atau lebih. Kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa disebut kalimat tunggal, sedang kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih dinamakan kalimat majemuk.
-            Contoh kalimat tunggal
-            Contoh kalimat majemuk
3)   Penggolongan kalimat berdasarkan tujuan/maksud sesuai dengan situasinya
Berdasarkan tujuan/maksud sesuai dengan situasinya, kalimat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
-          Kalimat berita, pada umumnya berfungsi untuk memberitahukan sesuatu pada pihak lain hingga diperoleh tanggapan yang berupa perhatian itu disertai “anggukan” atau ucapan “ya”. Pola intonasi pertama biasanya ada pada kalimat berita yang struktur klausanya runtut, sedangkan pola intonasi kedua biasanya ada pada kalimat berita yang klausa berstruktur invensi (terbalik). Di bawah ini adalah contoh kalimat berita:
-          Kalimat tanya, pada umumnya berfungsi untuk menanyakan sesuatu pada pihak lain. Berikut ini adalah contoh kalimat tanya:
-          Kalimat perintah/suruh, merupakan kalimat yang merupakan tanggapan (biasanya berupa tindakan) dari pihak lain. Dilihat dari segi makna yang tercermin pada unsur segmentalnya, kalimat perintah dapat berupa: perintah yang sesungguhnya, ajakan, larangan, persilahan, dan salam. Berikut adalah contohnya:
4)   Penggolongan kalimat berdasarkan kategori unsur pengisi fungsi predikat, kalimat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
-       Kalimat verbal, suatu kalimat dinyatakan sebagai kalimat verbal apabila unsur pengisi predikat kalimat yang bersangkutan berkategori verba (kerja). Berikut adalah contohnya:
-       Kalimat nonverbal, kalimat yang apabila unsur pengisi predikat berkategori selain verba. Kategori unsur predikat pada kalimat nonverbal adalah nomina (benda), adjektiva (sifat), numeral (bilangan), atau frasa preposisional (frasa depan). Berikut adalah contohnya:
5)   Penggolongan kalimat berdasarkan ada tidaknya unsur negasi di dalamnya
Atas dasar ada atau tidaknya unsur negasi di dalamnya, kalimat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: (1) kalimat positif, dan (2) kalimat negatif. Suatu kalimat disebut kalimat positif jika di dalamnya tidak terdapat unsur negasi, sedangkan jika di dalamnya terdapat unsur negasi , kalimat yang bersangkutan disebut kalimat negatif. Berikut adalah contoh kalimatnya:
Perlu ditambahkan di sini bahwa penggunaan kata negasi “tidak” dan “bukan” berlainan. Kata “bukan” digunakan untuk menegasikan “benda”, sedangkan kata “tidak” untuk menegasikan selain benda.
6)   Penggolongan kalimat berdasarkan struktur internalnya
Atas dasar struktur internalnya, kalimat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu (1) kalimat sempurna, dan (2) kalimat taksempurna. Kalimat sempurna adalah kalimat yang minimal terdiri dari S dan P, sedangkan kalimat tidak sempurna adalah kalimat yang tidak mengandung unsur S dan P secara bersama-sama. Artinya, suatu kalimat dikatakan sebagai kalimat sempurna jika kalimat yang bersangkutan minimal mengandung unsur S dan P secara serentak, sedangkan apabila kedua unsur tersebut tidak hadir secara bersamaan, kalimat yang bersangkutan digolongkan kalimat tidak sempurna. Berikut adalah contoh kalimatnya:
7)   Penggolongan kalimat berdasarkan struktur unsur klausa pokoknya
Atas dasar struktur unsur klausa pokoknya, kalimat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu (1) kalimat yang berstruktur runtut dan (2) klimat yang berstruktur terbalik atau inversi. Suatu kalimat dikatakan berstruktur runtut apabila unsur pengisi S berposisi sebelum P, sedangkan jika unsur pengisi fungsi S berposisi sesudah P, kalimat yang bersangkutan merupakan kalimat inversi. Berikut adalah contoh kalimatnya:
8)   Penggolongan kalimat berdasarkan sifat hubungan pelaku tindakan
Kalimat aktif merupakan salah satu bentuk kalimat verbal. Dilihat dari segi peran subjeknya, kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau aktor. Namun demikian, jika dilihat dari segi bentuk kata kerja pengisi funsi P-nya, kalimat aktif pada umumnya ditandai oleh penggunaan kata kerja berimbuhan (berafiks) me- dan ­ber- atau kata kerja tanpa imbuhan. Misalnya:
9)   Penggolongan kalimat berdasarkan langsung tidaknya penuturan
Atas dasar langsung tidaknya penuturan, kalimat dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (1) kaliman langsung dan (2) kalimat taklangsung. Kalimat langsung adalah kalimat yang mengandung kutipan langsung dari pernyataan orang pertama, sedangkan kalimat taklangsung merupakan kalimat yang sudah mengalami peniruan atau pengulangan oleh orang lain. Berikut adalah contoh kalimatnya:
b.      Hakikat Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan berbahasa menurut Chrystal (dalam Ardiana, dkk. 2001: 2.5) adalah suatu teknik untuk mengindentifikasikan, mengklarifikasikan, dan menginterperteasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat seseorang dalam berbahasa dengan menggunakan teori-teori dan prosedur-prosedur berdasarkan linguistik. Maksud pernyataan tersebut bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah suatu cara yang digunakan untuk menafsirkan atau menjelaskan kesalahan-kesalahan berbahasa seseorang dengan berdasarkan teori linguistik.
Ardiana, dkk (2001:4.4) mengklasifikasikan kesalahan bahasa menurut komponen bahasa dan atau konstituen bahasa yang mempengaruhi kesalahan. Kesalahan komponen bahasa meliputi lafal atau ucapan, tata bahasa, makna dan kosa kata, dan gaya. Konstituen meliputi unsur yang membentuk komponen bahasa atau yang mencakup elemen-elemen yang mengandung setiap komponen bahasa. Misalnya, dalam sintaksis kesalahan mungkin terjadi pada induk kalimat atau pada anak kalimat. Dalam klausa, konstituen mana yang dipengaruhi, misalnya frase verba, frase nominal, preposisi, kata bantu, kata kerja dan sebagainya.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui, klasifikasi kesalahan berbahasa meliputi kesalahan dalam tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana.
6.      Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dalah penelitian deskriptif  kualitatif. Berkaitan dengan itu, Fuchan (1998: 145) menyatakan bahwa pengertian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Selanjutnya dijelaskan oleh Faisal (1982:42) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang ada pada saat ini. Di dalamnya terdapat upaya deskripsi pencatatan analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.
Berdasarkan penjelasan diatas, metode deskriptif kuantitatif digunakan dalam penelitian ini untuk mendeskrispasikan kesalahan penulisan dan penggunaan kalimat pada surat terbuka untuk dua calon pasangan capres yang dimuat dalam media sosial blog detik oleh Melani Subono pada tanggal 10 Juni 2014.
7.        Teknik Penelitian
a)      Teknik Pengumpulan data
Teknik Pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
-          Teknik studi pustaka, yaitu suatu usaha pendalaman masalah melalui penyelidikan bahan-bahan atau materi penunjang untuk keberhasilan penelitian melalui buku-buku, laporan-laporan ilmiah dan penelusuran online.
-          Dokumentasi
b)     Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah teknik analisis isi. Menurut Guba Lincoln (Moleong,  2006: 320) teknik analisis isi merupakan teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara objektif. Teknik analisis isi adalah kajian atas dokumen yang memberikan catatan atau bukti tentang sesuatu. Penulis memilih teknik ini karena sesuai dengan keperluan penelitian untuk mendeskripsikan kesalahan penulisan dan penggunaan kalimat yang terdapat dalam tulisan blog melani Subono pada tanggal 10 Juni 2014. Secara rinci analisis tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1)      Mengidentifikasi dan kemudian mencatat kaliamat-kalimat yang salah
2)      Menganalisis
3)      Melakukan perbaikan kalimat yang mengandung kesalahan kalimat dengan kalimat yang benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.
8.        Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian ini adalah Surat Terbuka untuk Dua Calon Pasangan Capres yang ditulis oleh Melani Subono yang di- posting dalam BlogDetik tanggal 10 Juni 2014.

9.        Data Penelitian
Data penelitian ini adalah kesalahan penggunaan kalimat pada surat terbuka untuk dua calon pasangan capres yang dimuat oleh Melani Subono dalam media sosial blog detik tanggal 10 Juni 2014.  
No.
Data
1.       
Nama saya Melanie, hanya satu dari ratusan juta rakyat yang mungkin akan anda pimpin nanti .
2.       
Koreksi kalau saya bodoh dan salah paham , tapi sebagian dari hasil kerja keras saya dan ribuan sahabat saya , akan menjadi bagian yang membayar keperluan kita, termasuk gaji anda , dan kita bekerja bersama untuk rakyat, dengan keterbukaan, begitu rencananya ?
3.       
Disisi lain, kami punya kepercayaan bahwa pemimpin akan mendengarkan rakyatnya , berkomunikasi, apalagi saat ini kami diminta untuk memilih.
4.       
Hanya pendek yang ingin kita tanyakan, sebelum kami menentukan suara kami.
5.       
Apakah planning / rencana konkrit anda jika terpilih dalam memberikan perlindungan dan jaminan kerja pada buruh dalam negeri maupun buruh migran?
6.       
Kami menghargai jika diberikan jawaban dalam bentuk konkrit.
7.       
Adapun saya melampiri di halaman setelah ini, apa yang sudah dan belum berjalan, agar secara umum orang juga mengetahui apa yang harus mereka ketahui.

10.    Analisis Data
Berikut ini akan diuraikan analisis terhadap data kesalahan penggunaan kalimat sesuai dengan data yang telah dicatat.
1)      Nama saya Melanie, hanya satu dari jutaan rakyat yang mungkin akan anda pimpin nanti.
Kalimat di atas salah karena penggunaan kata hanya membuat kalimat menjadi rancu. Sebaiknya kata hanya dihilangkan. Kalimat tersebut seharusnya
Nama saya Melanie, satu dari jutaan rakyat yang mungkin akan Anda pimpin nanti.  
2)      Koreksi kalau saya bodoh dan salah paham, tapi sebagian dari hasil kerja keras saya dan ribuan sahabat saya, akan menjadi bagian yang membayar keperluan kita, termasuk gaji anda, dan kita bekerja bersama untuk rakyat, dengan keterbukaan, begitu rencananya ?
Kalimat di atas kurang cermat, karena menimbulkan kekaburan makna. Seharusnya kalimat yang sesuai adalah Koreksi kalau saya bodoh dan salah paham. Bukankah sebagian dari hasil kerja keras saya dan ribuan sahabat saya yang akan menjadi bagian yang membayar keperluan kita termasuk gaji Anda? Kita bekerjasama untuk rakyat dengan keterbukaan.
3)        Disisi lain, kami punya kepercayaan bahwa pemimpin akan mendengarkan rakyatnya , berkomunikasi, apalagi saat ini kami diminta untuk memilih.
Kalimat di atas tidak efektif, karena struktur kata dalam kalimat tidak beraturan. Kalimat yang seharusnya adalah Di sisi lain, kami percaya bahwa pemimpin akan mendengarkan dan berkomunikasi dengan rakyatnya, terlebih saat ini kami diminta untuk memilih.
4)      Hanya pendek yang ingin kita tanyakan, sebelum kami menentukan suara kami.
Kalimat di atas salah karena adanya kesalahan pemilihan kata dan struktur kalimat tidak benar. Kalimat tersebut seharusnya Sebelum kami menentukan suara kami, ada beberapa hal yang akan kami tanyakan.
5)      Apakah planning / rencana konkrit anda jika terpilih dalam memberikan perlindungan dan jaminan kerja pada buruh dalam negeri maupun buruh migran?
Kalimat di atas tidak efektif, karena struktur kalimatnya tidak beraturan. Kalimat yang benar seharusnya  Apakah rencana konkrit Anda dalam memberikan perlindungan dan jaminan kerja pada buruh dalam negeri maupun buruh migran, jika Anda terpilih menjadi presiden?
6)      Kami menghargai jika diberikan jawaban dalam bentuk konkrit.
Kalimat di atas tidak efektif, karena struktur kalimatnya tidak lengkap. Kalimat yang seharusnya adalah Kami akan menghargai Anda, jika Anda memberikan kami jawaban dalam bentuk konkrit.
7)        Adapun saya melampiri di halaman setelah ini, apa yang sudah dan belum berjalan, agar secara umum orang juga mengetahui apa yang harus mereka ketahui.
Kalimat di atas tidak efektif, karena kesalahan struktur. Kalimat yang seharusnya adalah Adapun saya melampiri apa yang sudah dan belum berjalan pada halaman selanjutnya, agar secara umum orang juga mengetahui apa yang harus mereka ketahui.
11.  Simpulan
Surat terbuka untuk dua capres yang dimuat dalam media sosial blog terdapat kesalahan kalimat berupa kalimat yang rancu, kalimat yang kurang cermat, kalimat yang tidak efektif, dan struktur kalimatnya tidak beraturan.

12.  Daftar Pustaka
Fuchan, Arif. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Faisal, S. 1982. Metodologi Penelitian Kependidikan. Surabaya: Usaha Nasional


Analisis Kesalahan Kalimat pada Surat Terbuka yang Dimuat dalam Media Sosial Blog Detik

JURNAL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia

Description: logo fkip.jpg
Disusun oleh:
Nur Kholilah   (2222120758)
Subihah (2222120873)
Kelas : IV B






Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2014


1.        Latar Belakang Masalah
Dewasa ini,
Perkembangan teknologi informasi kini sudah semakin canggih. Bahkan, media teknologi yang canggih, yaitu internet sudah menjadi bagian hidup bagi masyarakat di dunia untuk berkomunikasi. Dengan internet, informasi dapat dengan mudah diakses. Salah satu yang dapat kita akses melalui internet yaitu media sosial yang sedang menjadi trend masyarakat, terutama kaum muda untuk memanfaatkannya sebagai jejaring dalam berkomunikasi.
Media sosial adalah sebuah media online, yang dapat mempermudah penggunanya dapat berpartisipasi dengan berbagi tulisan yang berupa informasi melalui berbagai jenis media sosial seperti blog. Blog merupakan situs web yang berisi tulisan, artikel atau informasi bermanfaat yang diperbaharui secara teratur dan dapat diakses oleh semua pengguna internet di mana saja dan kapan saja.
Melalui blog, kita dapat mengungkapkan ide, pendapat, pemikiran berupa tulisan. Tulisan yang dimuat dalam akun blog tentunya disusun dengan struktur kata dan kalimat agar ide dan gagasan kita dapat dimengerti oleh pembaca. Tulisan yang baik tentunya memiliki struktur kata dan kalimat yang benar. Namun seringkali, penulis blog tidak memerhatikan struktur kata dan kalimat yang benar, sehingga gagasan yang tertulis tidak dimengerti oleh pembacanya.
Berdasarkan hal tersebut, kami memilih blog sebagai sumber untuk menganalisis kesalahan berbahasa yang digunakan dalam tulisan blog. Tulisan blog yang akan kami analisis adalah Surat Terbuka Untuk Dua Pasangan Capres yang dimuat oleh Melanie Subono dalam Blog Detik . Kami memilih situs Blog Detik karena merupakan situs dari portal Detik.com. Detikcom adalah sebuah portal web terpopuler di Indonesia. Alasan mengapa kami memilih tulisan Melani Subono, yaitu karena tulisan yang dia posting adalah sebuah surat yang ditunjukan kepada dua calon pasangan Capres Indonesia pada pemilu 2014 yang berisi aspirasinya mengenai rencana konkret yang akan dilakukan oleh Capres jika terpilih menjadi presiden. Agar aspirasinya tersampaikan tentunya struktur kalimat yang digunakan harus diperhatikan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penelitian ini berjudul Analisis Kesalahan Kalimat pada Surat Terbuka yang Dimuat dalam Media Sosial Blog Detik.
2.        Fokus Penelitian
Fokus penelitian dilakukan agar masalah yang akan diteliti tidak meluas, sehingga penelitian ini terfokus dan tepat sasaran. Adapun fokus penelitian yang kami lakukan adalah:
1)      Kesalahan kalimat pada surat terbuka yang dimuat dalam media sosial Blog Detik.
3.        Pertanyaan Penelitian
Sesuai dengan fokus penelitian di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
1)      Bagaimana kesalahan kalimat yang terdapat pada surat terbuka yang dimuat dalam media sosial Blog Detik?
4.      Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1)      Untuk mendeskripsikan keselahan kalimat yang terdapat pada surat terbuka yang dimuat dalam media sosial Blog Detik.
5.      Kajian Teori
a.      Kalimat
Kalimat adalah susunan gramatikal atau ujaran yang dibatasi oleh kesenyapan awal dan kesenyapan akhir yang berupa intonasi selesai/final. Hal ini menunjukkan bahwa kalimat itu secara relatif dapat berdiri sendiri dan bentuknya dapat berupa kata, frasa, atau klausa.
Ciri-ciri Pokok Kalimat, antara lain:
-          Berupa satuan bahasa (satuan gramatikal atau satuan ujaran)
-          Secara relatif dapat berdiri sendiri
-          Dibatasi oleh kesenyapan awal dan kesenyapan akhir
-          Memiliki pola intonasi akhir atau final atau selesai.
Kalimat dapat digolongkan menjadi bermacam-macam, misalnya kalimat tunggal dan kalimat majemuk, kalimat lengkap dan kalimat tidak lengkap, kalimat aktif dan kalimat pasif, kalimat verbal dan kalimat nomina, dan sebagainya. Penggolongan kalimat semacam itu tentu menggunakan kriteria atau dasar tertentu. Pada tahap ini, akan kami bahas mengenai penggolongan kalimat dengan ditinjau dari berbagai kriteria.
1)      Penggolongan kalimat berdasarkan kehadiran unsur pengisi predikat:
a.       Kalimat berklausa, ialah kalimat yang selain unsur intonasi, terdiri dari satuan gramatik yang berupa klausa (Ramlan, 1981). Di bawah ini adalah contoh kalimat yang berklausa:
Kedua contoh di atas merupakan kalimat berklausa yang dibentuk oleh sebuah klausa. Sebenarnya, kalimat berklausa dapat pula terdiri dari dua klausa atau lebih yang biasanya disebut kalimat majemuk. Hal ini akan dibicarakan lebih lanjut pada penggolongan kalimat atas dasar jumlah klausa yang membentuknya.
b.      Kalimat tidak berklausa, adalah kalimat yang selain intonasi, tidak berupa klausa. Hal ini berarti bahwa satuan gramatik kalimat yang bersangkutan tidak ada yang menduduki fungsi P. Berikut ini adalah contohnya:
2)      Penggolongan kalimat berdasarkan jumlah klausa yang membentuknya
Kalau dilihat unsur segmentalnya saja, kalimat berklausa ada yang hanya terdiri dari satu klausa, tetapi ada pula yang terdiri dari dua klausa atau lebih. Kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa disebut kalimat tunggal, sedang kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih dinamakan kalimat majemuk.
-            Contoh kalimat tunggal
-            Contoh kalimat majemuk
3)   Penggolongan kalimat berdasarkan tujuan/maksud sesuai dengan situasinya
Berdasarkan tujuan/maksud sesuai dengan situasinya, kalimat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
-          Kalimat berita, pada umumnya berfungsi untuk memberitahukan sesuatu pada pihak lain hingga diperoleh tanggapan yang berupa perhatian itu disertai “anggukan” atau ucapan “ya”. Pola intonasi pertama biasanya ada pada kalimat berita yang struktur klausanya runtut, sedangkan pola intonasi kedua biasanya ada pada kalimat berita yang klausa berstruktur invensi (terbalik). Di bawah ini adalah contoh kalimat berita:
-          Kalimat tanya, pada umumnya berfungsi untuk menanyakan sesuatu pada pihak lain. Berikut ini adalah contoh kalimat tanya:
-          Kalimat perintah/suruh, merupakan kalimat yang merupakan tanggapan (biasanya berupa tindakan) dari pihak lain. Dilihat dari segi makna yang tercermin pada unsur segmentalnya, kalimat perintah dapat berupa: perintah yang sesungguhnya, ajakan, larangan, persilahan, dan salam. Berikut adalah contohnya:
4)   Penggolongan kalimat berdasarkan kategori unsur pengisi fungsi predikat, kalimat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
-       Kalimat verbal, suatu kalimat dinyatakan sebagai kalimat verbal apabila unsur pengisi predikat kalimat yang bersangkutan berkategori verba (kerja). Berikut adalah contohnya:
-       Kalimat nonverbal, kalimat yang apabila unsur pengisi predikat berkategori selain verba. Kategori unsur predikat pada kalimat nonverbal adalah nomina (benda), adjektiva (sifat), numeral (bilangan), atau frasa preposisional (frasa depan). Berikut adalah contohnya:
5)   Penggolongan kalimat berdasarkan ada tidaknya unsur negasi di dalamnya
Atas dasar ada atau tidaknya unsur negasi di dalamnya, kalimat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: (1) kalimat positif, dan (2) kalimat negatif. Suatu kalimat disebut kalimat positif jika di dalamnya tidak terdapat unsur negasi, sedangkan jika di dalamnya terdapat unsur negasi , kalimat yang bersangkutan disebut kalimat negatif. Berikut adalah contoh kalimatnya:
Perlu ditambahkan di sini bahwa penggunaan kata negasi “tidak” dan “bukan” berlainan. Kata “bukan” digunakan untuk menegasikan “benda”, sedangkan kata “tidak” untuk menegasikan selain benda.
6)   Penggolongan kalimat berdasarkan struktur internalnya
Atas dasar struktur internalnya, kalimat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu (1) kalimat sempurna, dan (2) kalimat taksempurna. Kalimat sempurna adalah kalimat yang minimal terdiri dari S dan P, sedangkan kalimat tidak sempurna adalah kalimat yang tidak mengandung unsur S dan P secara bersama-sama. Artinya, suatu kalimat dikatakan sebagai kalimat sempurna jika kalimat yang bersangkutan minimal mengandung unsur S dan P secara serentak, sedangkan apabila kedua unsur tersebut tidak hadir secara bersamaan, kalimat yang bersangkutan digolongkan kalimat tidak sempurna. Berikut adalah contoh kalimatnya:
7)   Penggolongan kalimat berdasarkan struktur unsur klausa pokoknya
Atas dasar struktur unsur klausa pokoknya, kalimat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu (1) kalimat yang berstruktur runtut dan (2) klimat yang berstruktur terbalik atau inversi. Suatu kalimat dikatakan berstruktur runtut apabila unsur pengisi S berposisi sebelum P, sedangkan jika unsur pengisi fungsi S berposisi sesudah P, kalimat yang bersangkutan merupakan kalimat inversi. Berikut adalah contoh kalimatnya:
8)   Penggolongan kalimat berdasarkan sifat hubungan pelaku tindakan
Kalimat aktif merupakan salah satu bentuk kalimat verbal. Dilihat dari segi peran subjeknya, kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau aktor. Namun demikian, jika dilihat dari segi bentuk kata kerja pengisi funsi P-nya, kalimat aktif pada umumnya ditandai oleh penggunaan kata kerja berimbuhan (berafiks) me- dan ­ber- atau kata kerja tanpa imbuhan. Misalnya:
9)   Penggolongan kalimat berdasarkan langsung tidaknya penuturan
Atas dasar langsung tidaknya penuturan, kalimat dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (1) kaliman langsung dan (2) kalimat taklangsung. Kalimat langsung adalah kalimat yang mengandung kutipan langsung dari pernyataan orang pertama, sedangkan kalimat taklangsung merupakan kalimat yang sudah mengalami peniruan atau pengulangan oleh orang lain. Berikut adalah contoh kalimatnya:
b.      Hakikat Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan berbahasa menurut Chrystal (dalam Ardiana, dkk. 2001: 2.5) adalah suatu teknik untuk mengindentifikasikan, mengklarifikasikan, dan menginterperteasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat seseorang dalam berbahasa dengan menggunakan teori-teori dan prosedur-prosedur berdasarkan linguistik. Maksud pernyataan tersebut bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah suatu cara yang digunakan untuk menafsirkan atau menjelaskan kesalahan-kesalahan berbahasa seseorang dengan berdasarkan teori linguistik.
Ardiana, dkk (2001:4.4) mengklasifikasikan kesalahan bahasa menurut komponen bahasa dan atau konstituen bahasa yang mempengaruhi kesalahan. Kesalahan komponen bahasa meliputi lafal atau ucapan, tata bahasa, makna dan kosa kata, dan gaya. Konstituen meliputi unsur yang membentuk komponen bahasa atau yang mencakup elemen-elemen yang mengandung setiap komponen bahasa. Misalnya, dalam sintaksis kesalahan mungkin terjadi pada induk kalimat atau pada anak kalimat. Dalam klausa, konstituen mana yang dipengaruhi, misalnya frase verba, frase nominal, preposisi, kata bantu, kata kerja dan sebagainya.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui, klasifikasi kesalahan berbahasa meliputi kesalahan dalam tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana.
6.      Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dalah penelitian deskriptif  kualitatif. Berkaitan dengan itu, Fuchan (1998: 145) menyatakan bahwa pengertian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Selanjutnya dijelaskan oleh Faisal (1982:42) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang ada pada saat ini. Di dalamnya terdapat upaya deskripsi pencatatan analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.
Berdasarkan penjelasan diatas, metode deskriptif kuantitatif digunakan dalam penelitian ini untuk mendeskrispasikan kesalahan penulisan dan penggunaan kalimat pada surat terbuka untuk dua calon pasangan capres yang dimuat dalam media sosial blog detik oleh Melani Subono pada tanggal 10 Juni 2014.
7.        Teknik Penelitian
a)      Teknik Pengumpulan data
Teknik Pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
-          Teknik studi pustaka, yaitu suatu usaha pendalaman masalah melalui penyelidikan bahan-bahan atau materi penunjang untuk keberhasilan penelitian melalui buku-buku, laporan-laporan ilmiah dan penelusuran online.
-          Dokumentasi
b)     Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah teknik analisis isi. Menurut Guba Lincoln (Moleong,  2006: 320) teknik analisis isi merupakan teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara objektif. Teknik analisis isi adalah kajian atas dokumen yang memberikan catatan atau bukti tentang sesuatu. Penulis memilih teknik ini karena sesuai dengan keperluan penelitian untuk mendeskripsikan kesalahan penulisan dan penggunaan kalimat yang terdapat dalam tulisan blog melani Subono pada tanggal 10 Juni 2014. Secara rinci analisis tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1)      Mengidentifikasi dan kemudian mencatat kaliamat-kalimat yang salah
2)      Menganalisis
3)      Melakukan perbaikan kalimat yang mengandung kesalahan kalimat dengan kalimat yang benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.
8.        Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian ini adalah Surat Terbuka untuk Dua Calon Pasangan Capres yang ditulis oleh Melani Subono yang di- posting dalam BlogDetik tanggal 10 Juni 2014.

9.        Data Penelitian
Data penelitian ini adalah kesalahan penggunaan kalimat pada surat terbuka untuk dua calon pasangan capres yang dimuat oleh Melani Subono dalam media sosial blog detik tanggal 10 Juni 2014.  
No.
Data
1.       
Nama saya Melanie, hanya satu dari ratusan juta rakyat yang mungkin akan anda pimpin nanti .
2.       
Koreksi kalau saya bodoh dan salah paham , tapi sebagian dari hasil kerja keras saya dan ribuan sahabat saya , akan menjadi bagian yang membayar keperluan kita, termasuk gaji anda , dan kita bekerja bersama untuk rakyat, dengan keterbukaan, begitu rencananya ?
3.       
Disisi lain, kami punya kepercayaan bahwa pemimpin akan mendengarkan rakyatnya , berkomunikasi, apalagi saat ini kami diminta untuk memilih.
4.       
Hanya pendek yang ingin kita tanyakan, sebelum kami menentukan suara kami.
5.       
Apakah planning / rencana konkrit anda jika terpilih dalam memberikan perlindungan dan jaminan kerja pada buruh dalam negeri maupun buruh migran?
6.       
Kami menghargai jika diberikan jawaban dalam bentuk konkrit.
7.       
Adapun saya melampiri di halaman setelah ini, apa yang sudah dan belum berjalan, agar secara umum orang juga mengetahui apa yang harus mereka ketahui.

10.    Analisis Data
Berikut ini akan diuraikan analisis terhadap data kesalahan penggunaan kalimat sesuai dengan data yang telah dicatat.
1)      Nama saya Melanie, hanya satu dari jutaan rakyat yang mungkin akan anda pimpin nanti.
Kalimat di atas salah karena penggunaan kata hanya membuat kalimat menjadi rancu. Sebaiknya kata hanya dihilangkan. Kalimat tersebut seharusnya
Nama saya Melanie, satu dari jutaan rakyat yang mungkin akan Anda pimpin nanti.  
2)      Koreksi kalau saya bodoh dan salah paham, tapi sebagian dari hasil kerja keras saya dan ribuan sahabat saya, akan menjadi bagian yang membayar keperluan kita, termasuk gaji anda, dan kita bekerja bersama untuk rakyat, dengan keterbukaan, begitu rencananya ?
Kalimat di atas kurang cermat, karena menimbulkan kekaburan makna. Seharusnya kalimat yang sesuai adalah Koreksi kalau saya bodoh dan salah paham. Bukankah sebagian dari hasil kerja keras saya dan ribuan sahabat saya yang akan menjadi bagian yang membayar keperluan kita termasuk gaji Anda? Kita bekerjasama untuk rakyat dengan keterbukaan.
3)        Disisi lain, kami punya kepercayaan bahwa pemimpin akan mendengarkan rakyatnya , berkomunikasi, apalagi saat ini kami diminta untuk memilih.
Kalimat di atas tidak efektif, karena struktur kata dalam kalimat tidak beraturan. Kalimat yang seharusnya adalah Di sisi lain, kami percaya bahwa pemimpin akan mendengarkan dan berkomunikasi dengan rakyatnya, terlebih saat ini kami diminta untuk memilih.
4)      Hanya pendek yang ingin kita tanyakan, sebelum kami menentukan suara kami.
Kalimat di atas salah karena adanya kesalahan pemilihan kata dan struktur kalimat tidak benar. Kalimat tersebut seharusnya Sebelum kami menentukan suara kami, ada beberapa hal yang akan kami tanyakan.
5)      Apakah planning / rencana konkrit anda jika terpilih dalam memberikan perlindungan dan jaminan kerja pada buruh dalam negeri maupun buruh migran?
Kalimat di atas tidak efektif, karena struktur kalimatnya tidak beraturan. Kalimat yang benar seharusnya  Apakah rencana konkrit Anda dalam memberikan perlindungan dan jaminan kerja pada buruh dalam negeri maupun buruh migran, jika Anda terpilih menjadi presiden?
6)      Kami menghargai jika diberikan jawaban dalam bentuk konkrit.
Kalimat di atas tidak efektif, karena struktur kalimatnya tidak lengkap. Kalimat yang seharusnya adalah Kami akan menghargai Anda, jika Anda memberikan kami jawaban dalam bentuk konkrit.
7)        Adapun saya melampiri di halaman setelah ini, apa yang sudah dan belum berjalan, agar secara umum orang juga mengetahui apa yang harus mereka ketahui.
Kalimat di atas tidak efektif, karena kesalahan struktur. Kalimat yang seharusnya adalah Adapun saya melampiri apa yang sudah dan belum berjalan pada halaman selanjutnya, agar secara umum orang juga mengetahui apa yang harus mereka ketahui.
11.  Simpulan
Surat terbuka untuk dua capres yang dimuat dalam media sosial blog terdapat kesalahan kalimat berupa kalimat yang rancu, kalimat yang kurang cermat, kalimat yang tidak efektif, dan struktur kalimatnya tidak beraturan.

12.  Daftar Pustaka
Fuchan, Arif. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Faisal, S. 1982. Metodologi Penelitian Kependidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar