1.
Sinopsis
Menurut
pemahaman saya setelah membaca naskah drama Orang-orang
di Tikungan Jalan ini menceritakan tentang beragam permasalahan yang
dimiliki setiap tokohnya yang bertemu tepat di tikungan jalan, banyak
permasalahan yang ada dan tentu dengan konflik yang berbeda-beda, namun semua
permasalahan selesai pada malam pertemuan itu juga. Di dalam drama ini, Sri
adalah seorang wanita jalang, Sri mengajarkan pembaca bahwa seburuk-buruknya
moral seorang Pekerja Seks Komersial
tetap memiliki pearasaan dan rasa sayang pada seseorang layaknya manusia biasa.
Joko yang sedang memiliki masalah dan merasa gundah dengan masa lalunya,
mengajak Sri untuk bercinta dan meringankan bebannya, awalnya Sri mau melayani
Joko, namun Sri berubah pikiran karena ada seorang lelaki tua yang mau
menikahinya dan mau menerima Sri apa adanya dan Sri cukup merasa terharu dengan
apa yang telah dilakukan lelaki tua itu, akhirnya Sri memutuskan meninggalkan
pekerjaannya karena Sri merasa setelah menikah dengan lelaki tua itu, segala
kebutuhan hidupnya akan ditanggung dan dijamin. Tentu Joko cukup kecewa karena
sebenarnya Joko menyukai Sri meskipun Sri seorang wanita jalang, dan Joko
semakin depresi, hingga akhirnya mantan kekasih Joko kembali dan meminta Joko
menikahinya, namun Joko menolak karena Joko merasa sudah terlalu sakit, hingga
akhirnya Joko lebih memilih untuk sendiri.
Lalu adapula
kisah seorang yang mengakunya Anak Jaddah yang menurut orang setempat sedikit
gila karena mencari seorang ayah, dia selalu menyebut dirinya sebagai Anak
Jaddah karena dia tak tahu dimana keberadaan ayahnya namun ayahnya tahu
keberadaannya, ibunya meningal sudah cukup lama, sedangkan ayahnya seorang
pemabuk berat, menurut ayah Anak Jaddah ini, dengan bermabuk semua masalah
hilang, namun Anak Jaddah yang memiliki sakit jiwa ini tak mau mengakui ayahnya
sebagai ayah kandungnya, hingga pada akhirnya ayah dan anak jaddah sama-sama meninggal karena bunuh diri.
Setelah itu
ada pula masalah si Botak, Botak disini sebagai seseorang pendatang baru, yang
belum pernah ke tikungan jalan sebelumnya, namun ketika dia mengajak bicara
pada Joko yang baru kenal malam itu juga, si botak cukup mengarahkan dan
menyadarkan Joko bahwasanya semua masalah bisa diselesaikan denganm cara yang
benar tanpa mabuk-mabukan, tanpa mencari seorang pelarian, dan Botak menunjukan
pada Joko cara Botak menyelesaikan masalah dnegan cara sehat dan relaksasi,
yaitu menenangkan diri dengan memangcing di alam bebas. Pada saat itu masalah
selesai pada malam itu juga tepat di tikungan jalan.
2.
Tema
Tema
sebuah drama merupakan permasalahan yang mendasari sebuah cerita. Dan
permasalahan yang ada pada drama ini berupa problematika kehidupan yang di
latar belakagi oleh masalah cinta.
3.
Struktur
Dramatik
Jujur
saja, pada naskah ini saya dibuat bingung dalam menentuka struktur dramatiknya.
Jadi, saya tidak bisa menuliskan eksposisi, komplikasi, klimaks, dan resolusi
pada naskah ini.
4.
Alur
Alur merupakan susunan peristiwa yang terpilih dan diatur
oleh pengarang secarara logis dalam hubungan sebab akibat, sehingga memebentuk
suatu cerita yang utuh. Dan alur yang terdapat pada drama ini termasuk dalam
alur sorot balik atau flashback.
5.
Penokohan/Karakter
Tokoh
a.
Sri
Seorang
pelacur yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap teman dan keluarganya, serta
mempunyai cinta yang tulus. Seperti cerita dan akhir yang terjadi pada drama
tersebut, Sri melacur demi keluarga, dan ahirnya ia menikah dengan Tarjo yang
usianya jauh lebih tua darinya.
b.
Djoko
Seorang laki-laki yang mengharapkan
dan setia pada kekasihnya, dan dia mempunyai ketertarikan nama pada setiap
orang baru yang ia jumpai. Hal ini dapat dilihat dari kutipan : Sri “Djoko
selalu tertarik kepada soal nama. Tadi waktu kami mula-mula berjumpa, ia juga
sangat ingin tau namaku.
c.
Botak
Seorang laki-laki yang tegar dan
selalu menjadi penengan dan berusaha menyadarkan orang-orang yang ada disekitarnya
ketika mereka terjerumus ke hal yang buruk.
d.
Surya
Seorang pemabuk yang mudah putus
asa, tergambar pada drama tersebut bahwa ia meninggal karena bunuh diri.
6.
Kebahasaan
Bahasa
yang digunakan oleh W.S Rendra dalam drama
Orang-orang di Tikungan Jalan cukup mudah dimengerti pembaca, khususnya
saya dalam menganalisis karena gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa
sehari-hari.
7.
Latar
Latar
dalam drama ini dispesifikasikan terhadap latar tempat saja, dimana terdapat disebuah
tikungan jalan tempat para pelacur berada, kursi tukang wedang, sebelah kanan
dan kiri jalan tersebut.
Punya naskah nya kah
BalasHapus