Jumat, 26 September 2014

Apresiasi Naskah Drama Bulan Bujur Sangkar Karya Iwan Simatupang



1.      Sinopsis
Dalam drama ini menceritakan bagaimana keinginan dan kematian itu sejalan. Apa yang kita inginkan tidak bisa terlepas dari mati. Kembali saya sebagai pembaca karya sastra Iwan Simatupang dibuat bingung dan tidak mengerti dari buah pikiran yang dituangkannya ini. Mungkin itu sesuatu yang wajar bila dilihat dari psikologis pengarang, kesusastraan Iwan memang bermula dari filsafat ilmu yang selalu memunculkan sesuatu yang baru. Sesuatu yang lain dan terkadang tak sampai pada akal dan pikiran kita sebagai pembacanya.
            Bagaimana mungkin dan tidak habis pikir, jika menafsirkan melalui judul saja saya sebagai pembaca dibuat pusing dan tak mengerti. Apakah ada bulan yang berbentuk bujur sangkar ? Apa maksud dari judul dan kaitannya dengan cerita drama ini.  Apa ada bulan yang berbentuk bujur sangkar, apa sudah berubah bentuk bulan yang bulat menjadi bentuk bujur sangkar. Apa makna yang terkandung dan ingin disampaikan Iwan dalam judul serta isi cerita ini. semua pertanyaan apa mengapa, bagaimana dan lainnya akan selalu muncul jika kita membaca karya-karya pengarang ini, begitu pula karya yang sedang saya analisis ini yaitu yang berjudul bulan bujur sangkar.
            Kisah ini menceritakan tentang tokoh yang bernama orang tua yang selama hidup akhirnya berhasil mencapai keinginannya membangun tiang gantung sesuai keinginannya selama ini. Tokoh orang tua menganggap sebuah tiang gatung  itu adalah sebuah penentu awal dan akhir, apakah kita yang akan dimatikan atau mematikan dalam tiang itu. Pada hari itu datang pula tokoh anak muda yang heran melihat tiang besar itu dan menganggap orang tua sebagai musuh. Anak muda mencoba membunuhnya, namun tokoh orang tua mencoba melawan dengan cara meyakinkan dan mempengaruhi pikiran anak muda. Keinginan anak muda pun sirna ketika ia mendengarkan dan menafsirkan kata-kata yang terucap dari mulut orang tua, ia menjadi terpengaruhi bahwa kehidupan adalah pilihan untuk mati dan dimatikan. Dari pengaruh yang telah dilakukannya itu tokoh orang tua berhasil menghasut dan membuat anak muda menjadi pelengkap dari tiang gantungan barunya, menjadi akhir kehidupan bagi tokoh anak muda.
            Berlanjut ke adegan yang ke-2, setelah terbunuhnya anak muda yang tidak lain merupakan prajurit perang kemudian datanglah tokoh perempuan yang sedang mencari kekasihnya, bertemu tokoh orang tua dan bertanya mengenai keberadaan pacarnya. Orang tua yang tak merasa bersalah menjelaskan keberadaannya bahwa pacarnya telah tiada. Tokoh perempuan yang tidak bisa menerima keadaan akhirnya bunuh diri dan begitu pula dengan tokoh orang tua yang juga mengakhiri hidupnya.
2.        Tema
Tema yang saya dapatkan dari naskah drama ini adalah bagaimana pemikiran orang masa kini yang hanya memikirkan logika tanpa melihat realita yang terjadi.
3.        Struktur Dramatik
a.      Eksposisi
Pengenalan dalam cerita ini dimulai ketika laki-laki tua yang sedang sibuk menyiapkan tiang gantungan, tiba-tiba seorang pemuda datang. Awalnya mereka bertikai dalam sebuah percakapan, tetapi pertikaian itu tidak berlangsung lama. Di ujung percakapan, akhirnya pemuda itu pergi meninggalkan si orang tua dan cerita berlanjut dengan datangnya tokoh ketiga yaitu perempuan yang mencari kekasihnya.
b.      Komplikasi
Komplikasi atau permasalahan awal yang muncul dalam cerita ini dimulai ketika seorang pria datang menemui lelaki tua dan menuduh lelaki tua sebagai mata-mata. Dari situlah terjadi perdebatan panjang antara tokoh pemuda dan laki-laki tua mengenai kehidupan.
c.       Klimaks
Puncak klimaks yang terjadi dalam cerita ini ketika laki-laki tua jatuh hati pada si perempuan, tetapi tokoh perempuan kecewa terhadap laki-laki tua, karena pria yang tergantung itu adalah tunangannya yang selama ini ia cari. Kekecewaan itu dilampiaskan dengan menuduh laki-laki tua sebagai pembunuhnya.
d.      Resolusi
Akhir dari cerita ini adalah kematian para tokoh utama yang dibuat membingungkan.  Laki-laki tua yang akhirnya mengakhiri hidupnya karena menganggap tuganya di dunia ini sudah selesai dan ia pun mati bunuh diri. Sebelum itu ternyata si perempuan menghabisi nyawanya terlebih dahulu setelah ia melihat tunangannya mati tergantung di tiang yang dibuat oleh laki-laki tua.
4.             Alur
Alur yang terdapat pada naskah drama ini adalah alur maju. Ceritanya menceritakan kisah dari awal sampai akhir tanpa kembali ke masa sebelumnya.

5.             Tokoh/Penokohan
Tokoh yang terdapat pada naskah drama ini adalah:
a.      Orang tua
Sebagai tokoh utama yang digambarkan dengan keputus asaan dan ketidak berdayaannya menjalani kehidupannya. Sehingga orang tua ini berniat untuk bunur diri.
b.      Perempuan
Perempuan ini adalah pemeran utama kedua setelah kakek. Perempuan ini mencari suaminya yang sudah lama tidak kembali. Ia berusaha dengan penuh kesabaran mencari suaminya yang ternyata diketahui sudah dibunuh oleh orang tua.

2 komentar:

  1. iya mbak... semua naskahnya iwan simatupang memang sulit di mengerti. Naskahnya itu mengandung filsafat eksistensialisme....

    BalasHapus
  2. Evaluasi dalam cerita domba domba revolusi

    BalasHapus