Jumat, 26 September 2014

Apresiasi Naskah Domba-Domba Revolusi Karya B. Soelarto



1.             Sinopsis
Drama Domba-domba revolusi ini mengetengahkan tiga orang dalam satu babak, para pelakunya yaitu perempuan, penyair, dan pedagang yang terdampar pada sebuah losmen di kota yang sedang dikepung tentara Belanda dan hampir direbut pada tahun 1948. Pedagang di sini digambarkan sebagai seorang yang licik, oportunistik, pemeras, dan mempunyai niat buruk mengambil keuntungan dari revolusi kemerdekaan mereka hanya memikirkan keselamatan dirinya sendiri namun dirinya mati terbunuh sedangkan perempuan pemilik losmen tersebut adalah tokoh baik-baik namun terpaksa membunuh juga demi keselamatannya hanya penyairlah yang paling dianggap benar, berani, suci seolah menjadi perlambang cita-cita revolusi tersebut.
Bermula ketika beberapa orang terjebak dalam sebuah losmen di sudut kota yang sedang dilanda perang situasi yang serba sulit, ruang gerak yang terbatas tidak ada yang berani keluar dari losmen guna mencari informasi tentang perkembangan situasi di kota selain si penyair mereka hanya memikirkan bagaimana mendapat keuntungan dari situasi yang sedang terjadi konflik di antara mereka semakin rumit setelah mulai tumbuh benih-benih asmara antara si penyair dengan si perempuan pemilik losmen disaat si penyair meninggalkan losmen, si pedagang menggunakan segala kelicikan dan memanfaatkan situasi yang terjadi itu. Pedagang menghasut seluruh penghuni losmen dan mempropaganda timbullah permukaan konflik, amarah dan rasa curiga kepada para penghuni losmen polemik hadir dan memperburuk suasana, membunuh atau terbunuh, menjebak satu sama lain, menjadi jargon yang dihembuskan suara-suara dusta kelicikan dari si pedagang. Dalam kondisi seperti itu tetap saja tak dapat menolak kehadiran benih-benih cinta anata si penyair dengan perempuan pemilik losmen bukan hanya pujaan hatinya yang mati diberondong senapan serdadu musuh tapi tak disangka ternyata perempuan yang dicintainya tadi tak lain adalah ibu dari si penyair.
2.             Tema
Pada aspek tema, sepertinya tidak ada hal yang perlu di kritisi drama ini sudah sesuai dengan tema yang telah dikonstruksi oleh penulisnya secara keseluruhan drama ini bertemakan para pengkhiat dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
3.             Struktur Dramatik
a.      Eksposisi
Dalam proses pengenalan ini, dibagian awal terlihat si Penyair yang baru sampai dari luar losmen untuk melihat keadaan di luar, kejadian itu terlihat pagi-pagi dan kemudian ketika si Penyair sedang duduk sambil memainkan nada-nada datanglah sang pemilik Losmen dengan senyumnya yang menyejukkan hati si Penyair.
b.      Komplikasi
Masalah mulai timbul ketika si Penyair keluar losmen untuk mencari informasi dan kemudia si Pedagang berpikiran ingin mengelabui pikiran semua penghuni losmen.
c.       Klimaks
Klimaks terlihat ketika semua penghuni losmen terjebak di dalamnya. Dan mereka harus mencari tempat perlindungan dan meloloskan diri agar bisa selamat.


d.      Resolusi
Pada tahap penyelesaian drama ini dapat dilihat bahwa drama ini berakhir dengan tanda tanya karena permasalahan itu di akhiri dengan suara bom dan tembakan tanpa diketahui bagaimana nyawa mereka.
4.             Alur
Dalam drama “Domba-domba Revolusi” karya B. Soelarto ini alur yang digunakan adalah alur maju cerita berjalan sesuai dengan langkah-langkahnya dimulai dari perkenalan, konflik awal, puncak konflik, klimaks, dan penyelesaian.
5.             Karakter Tokoh
a.      Perempuan pemilik losmen
Tokoh Perempuan mewakili karakter pejuang perempuan. Dalam drama ini, perempuan memiliki sifat yang begitu keras dan tidak akut terhadap ancaman dari laki-laki. Hal inilah yang kemudian membawa perempuan menajdi tokoh sentral dalam drama ini
b.      Penyair
Sosok yang digambarkan sebagai manusia yang tidak jelas dan agak “ugal-ugalan” dari penampilnnya namun, penampilanya itu bertolak belakng dengan sikapnya dibandingkan tokoh lain yang digambarkan dengan penampilan nasionalis, sosok penyair justru lebih. Ia membawa sebuah paradigma baru bahwa tidak selamanya sesuatu yang di luarnya jelek itu, mewakili isi dalamnya buktinya penyair yang di luarnya jelek, namun di dalam hatinya begitu mulia dan sangat nasionalis.
c.       Petualang
Dalam drama ini, sosok antagonis sangat tepat disarangkan pada tokoh ini. Kelicikanya begitu terlihat pada drama ini.

d.      Pedagang dan Politikus
Kedua tokoh ini memiliki peran yang sama keduanya sama-sama menjadi “tameng” untuk melancarkan niat busuk Petualang. Dan akhirnya, kedua tokoh ini harus meninggal karena kebodohannya.
e.       Serdadu
Tokoh yang merupakan tokoh pelangkap ini perannya kurang terlihat pada drama ini fungsinya lebih menjurus untuk mewakili sikap bangsa penjajah yang suka “menikmati” perempuan Indonesia.
6.             Latar
Dari penggalan teks  drama di atas  dapat diketahui bahwa latar cerita tersebut adalah di sebuah kota yang bernama Kota Tengah. Hal ini ditunjukkan dengan  kata-kata  yang ada di naskah drama tersebut. Latar yang digunakan pada drama ini kurang sesuai jika coba menggambarkan keadaan mempertahankan kemerdekaan. Pada drama ini, settingnya dilakukan di dalam sebuah losmen tua tidak terlalau banyak interaksi dengan lingkungan yang menggambarkan perang kemerdekaan hanya desing peluru dan bom yang ada, itupun terjadi di luar losmen hal ini membuat drama ini kurang menarik namun intinya masih dapat dipetik fokus drama ini memang sebatas doktrin nasionalis yang ditonjolkan bukan pada settingnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar